PEKALONGAN, iNews.id - Pengurus Yayasan Gotong Royong Pekalongan angkat bicara terkait biaya kremasi yang naik 100 persen. Kenaikan karena penyesuaian biaya operasional dan biaya perawatan tempat krematorium.
Kenaikan biaya kremasi di krematorium Yayasan Gotong Royong Pekalongan sempat heboh. Sebab di masa pandemi Covid-19, pihak yayasan menaikkan biaya kremasi hingga 100 persen. Biaya dari semula Rp4 juta menjadi Rp7 juta.
Polemik itu muncul ketika Lioe Siao Ing, warga Pringrejo, Kota Pekalongan meninggal di panti wreda, 22 Juli 2021. Oleh pengurus panti, jenazahnya akan dikremasikan di Krematorium Gotong Royong Pekalongan. Namun pengurus panti kaget karena biaya kremasi naik.
Pengurus pelaksana, Bambang Haryanto didampingi Tofan Asiyanto, Ketua 1 Yayasan Gotong Royong menjelaskan, kenaikan biaya dilakukan karena untuk mencukupi biaya operasional.
“Biaya itu termasuk pembelian solar hingga Rp2 juta dan membayar tenaga kerja dan tenaga lepas saat prosesi kremasi,” kata Bambang Haryanto, Senin (26/7/2021).
Selama sepuluh tahun terakhir, biaya kremasi di krematorium Pekalongan belum pernah dinaikkan dan pihak yayasan mengalami defisit. Setelah dilakukan sampling di beberapa wilayah, biaya kremasi di Pekalongan sangat rendah, sehingga perlu dilakukan penyesuaian.
Dia menegaskan, pihak yayasan tidak mencari keuntungan. Selain itu, tidak menutup kemungkinan pihak yayasan akan menggratiskan bagi keluarga yang tidak mampu.
Editor : Ary Wahyu Wibowo
Artikel Terkait