Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) memprakirakan puncak musim kemarau akan terjadi pada bulan Agustus 2022. (Foto: Ilustrasi/Ist)

JAKARTA, iNews.id - Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) memprakirakan puncak musim kemarau akan terjadi pada bulan Agustus 2022. Jawa Tengah (Jateng) salah satu wilayah yang diprediksi memasuki musim kemarau lebih kering.

“Kapan puncak musim kemarau tahun ini terjadi? Puncak musim kemarau tahun 2022 di wilayah Indonesia diperkirakan umumnya terjadi pada bulan Agustus 2022 yaitu sebanyak 52,9 persen zona musim,”kata Kepala BMKG, Dwikorita Karnawati saat jumpa pers Prakiraan Musim Kemarau 2022, Jumat (18/3/2022).

Dia menjelaskan kedatangan musim kemarau umumnya berkaitan erat dengan peralihan peralihan angin baratan atau Monsun Asia menjadi angin Timuran atau Monsun Australia. Hingga Februari 2022, angin Monsun Asia masih cukup kuat sesuai dengan normalnya dan diperkirakan masih berlangsung hingga Maret 2022.

Dwikorita mengungkapkan bahwa BMKG memprediksi peralihan angin monsun terjadi seiring aktifnya Monsun Australia pada akhir April 2022. “Dan mulai mendominasi wilayah Indonesia pada bulan Mei hingga Agustus 2022,” katanya.

“Kemudian kami simpulkan bahwa dalam prakiraan musim kemarau Tahun 2022, musim kemarau pada tahun ini akan datang lebih lambat dibandingkan normalnya dengan intensitas yang mirip dengan kondisi musim kemarau biasanya,” ujarnya..

BMKG, kata dia, telah merekomendasikan dalam menghadapi musim kemarau tahun 2022 menghimbau seluruh mitra Kementerian Lembaga Pemerintah Daerah dan berbagai pihak terkait serta masyarakat, dimohon untuk tetap mewaspadai wilayah-wilayah yang akan memasuki musim kemarau lebih awal dibanding normalnya.

“Kurang lebih sebanyak 26 persen zona musim di sebagian Sumatera, sebagian Jawa, juga Kalimantan bagian Selatan, sebagian Bali, sebagian Nusa Tenggara, di Maluku dan Papua bagian timur,” ujarnya.

Kemudian, Dwikorita juga menyampaikan perlu adanya peningkatan kewaspadaan dan antisipasi dini untuk wilayah-wilayah yang diprediksi akan mengalami musim kemarau lebih kering dari normalnya sebanyak 12 persen zona musim yaitu di Sumatera Utara bagian utara, sebagian Jawa Barat, Jawa Tengah bagian utara, sebagian Jawa Timur, sebagian Bali, sebagian Nusa Tenggara, sebagian Kalimantan, sebagian Sulawesi dan Maluku.

“Kementerian lembaga pemerintah daerah serta institusi terkait dan seluruh masyarakat dimohon untuk lebih siap dan antisipatif terhadap kemungkinan dampak musim kemarau terutama di wilayah yang rentan terhadap bencana kekeringan meteorologis, kebakaran hutan dan lahan, dan ketersediaan air bersih,” kata Dwikorita.

Selain itu, Dwikorita meminta agar pemerintah daerah dapat lebih optimal melakukan penyimpanan air sebelum memasuki puncak musim kemarau yang diprediksi di bulan Agustus sebagian besar wilayah Indonesia. 

“Penyimpanan Air ini diharapkan dapat ditampung untuk memenuhi danau, waduk, embung, kolam retensi dan penyimpanan air buatan lainnya di masyarakat melalui gerakan memanen air hujan,” ujarnya.


Editor : Ahmad Antoni

BERITA POPULER
+
News Update
Kanal
Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik Lebih Lanjut
MNC Portal
Live TV
MNC Network