“Tapi mendapatkan stempel SNI ada prosesnya. Mulai dari sosialisasi, bimbingan, penerapan standar, uji produk di laboraturium terakreditasi, baru kemudian diajukan ke lembaga sertifikasi. Durasi prosesnya tergantung UMK, kalau konsisten bisa cepat. Paling cepat sebulan. Kalau dimulai dari pembinaan, sekitar 3-6 bulan,” ujarnya.
Secara keseluruhan, totalnya terdapat sekitar 100.000 UMK di Tanah Air yang sudah difasilitasi BSN. Dirinya berharap UMK bisa konsisten menerapkan SNI, sehingga masyarakat lebih mudah mendapatkan produk berkualitas.
Menurutnya, sejauh ini kendala UMK mendapatkan stempel SNI adalah soal pemahaman terhadap konsep SNI, modal untuk konsistensi, dan promosi terhadap produk SNI bagi UMK.
Kepala Biro Hubungan Masyarakat, Kerja Sama, dan Layanan Informasi BSN, Zul Amri menambahkan, dalam pameran IQE ke-10 pihaknya membuka booth yang menyediakan klinik standardisasi dan penilaian kesesuaian. Selain itu, BSN juga menampilkan produk-produk ber-SNI dari UMKM binaan BSN di Kota Solo dan sekitarnya.
Sekretaris Daerah (Sekda) Kota Solo, Ahyani berharap pameran ini mampu mendorong para produsen dan industri kreatif di Indonesia, terutama di Kota Solo untuk bisa meningkatkan kualitas produknya. Dengan demikian, harapannya bisa bersaing di pasar nasional maupun internasional.
Editor : Ary Wahyu Wibowo
Artikel Terkait