Kelik Sukamto, warga Desa Gandrungmangu, Kecamatan Gandrungmangu. Kabupaten Cilacap sukses budi daya ternak burung anggungan. (iNews/Heri Susanto)

CILACAP, iNews.idBudi daya burung anggungan ternyata memiliki nilai ekonomis yang cukup menjanjikan. Hal itu dibuktikan Kelik Sukamto, warga Desa Gandrungmangu, Kecamatan Gandrungmangu. Kabupaten Cilacap, Jawa Tengah.

Dia menekuni budi daya ternak burung anggungan jenis perkutut, puter pelung dan burung derkuku, mampu menghasilkan omset hingga 60 juta rupiah per bulan. Bahkan hasil dari beternak burung yang digelutinya ini mampu menyekolahkan dua anaknya hingga menjadi dokter.

Budi daya burung anggungan telah di rintis sejak tahun 1980-an. Berbagai jenis burung anggungan seperti burung perkutut,  puter pelung dan derkuku diternakan mulai dari kecil hingga siap jual.

Burung anggungan yang di budi dayakan ini sudah langganan juara di berbagai kontes burung berkicau. Bahkan di setiap kandangm terdapat nama bagi burung yang sudah menjadi juara.

Tak heran, jika burung anggungan ini memiliki harga hingga ratusan juta rupiah per ekor. Untuk dapat mengahasilkan burung yang berkualitas, pemberian pakan burung dan kebersihan kandang harus di perhatikan.

Harga jual burung ini bervariasi mulai yang paling murah Rp200.000 hingga Rp20 juta per ekor. Dari hasil beternak burung anggungan ini, mampu menghasilkan omset 50 hingga 60 juta per bulan.

“Secara umum harga burung itu sangat varian, ada dari burung biasa sampai burung-burung lomba. Kalau burung biasa lumrah, pasaran Rp150.000, Rp200.000. Tapi kalau untuk lomba ya bisa sampai jutaan bahkan ratusan juta,” kata Kelik Sukamto, Minggu (8/8/2021).

“Saya untuk indukan rata-rata yang saya miliki saat ini kisaran antara Rp15 Juta-Rp20 juta. Selama ini untuk hasil produksi kami, kita pamerkan di area-area latihan bersama, lomba juga melalui online. Dalam satu bulan untuk saat ini omset kurang lebih kisaran Rp50 juta sampai Rp60 juta,” katanya.

Untuk memasarkan burung hasil ternaknya, bapak tiga anak ini biasanya berkeliling mengikuti kontes burung di berbagai tempat. Namun sejak pandemi Covid-19, dia beralih berjualan secara online karena tidak ada kontes burung yang digelar.


Editor : Ahmad Antoni

BERITA POPULER
+
News Update
Kanal
Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik Lebih Lanjut
MNC Portal
Live TV
MNC Network