PPNI Jateng saat melakukan sidak di sejumlah ruangan RS Gunawan Mangunkusumo Ambarawa. (iNews/Lurisa Lulu)

Edy menyayangkan insiden tersebut yang dianggapnya sangat menyakitkan. Mengingat perawat yang merupakan garda terdepan harusnya mendapat apresiasi dan perlindungan. Apalagi mereka telah berjuang merawat pasien selama 24 jam penuh. 

“Ini situasi yang sangat menyakitkan buat tenaga medis, tidak boleh terjadi. Semua sedang berpikir Covid-19 ini harus selesai dan pasukan tempurnya itu tenaga medis,: kata Edy.

“Kalau jumlah mereka dan gugur semakin banyak, sementara perlakuan publik terhadap mereka buruk siapa lagi yang bertempur di lapangan yang menghadapi Covid, nggak ada lagi kecuali tenaga medis,” katanya.

Dia mengatakan bahwa perawat itu berat karena menanggung segala resiko. Karena dokter interaksi dengan pasien sangat terbatas, tapi perawat 24 jam. “Suka dukanya pasien itu ada di perawat,” ujarnya.

Untuk mengembalikan kepercayaan diri kepada kedua korban, PPNI juga akan memberikan fasilitas trauma hiling agar kedua korban bisa menghilangkan rasa ketakutan maupun trauma saat kembali bertugas.


Editor : Ahmad Antoni

Sebelumnya
Halaman :
1 2

BERITA POPULER
+
News Update
Kanal
Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik Lebih Lanjut
MNC Portal
Live TV
MNC Network