“Saya ini aktif orangnya, kalau slow respons (berinteraksi untuk kerjasama) saya tinggal. Kebetulan Ibu Rini ini aktif juga chat dan klop, akhirnya nyambung,” kata Entin yang asli Kalibanteng Semarang ini.
Dia juga sangat bersyukur, ilmu yang ditularkan ke Rini ternyata ditularkan pula ke anak-anak didiknya yakni warga binaan LPP Semarang. Pada Oktober lalu, Entin juga membawa tas pita sulam karya warga binaan LPP Semarang untuk ditampilkan di ajang bergengsi Vancouver Fashion Week (VFW) 2022 di Kanada.
Rini sendiri mengaku memang punya passion di bidang fashion. Keahliannya ini ditularkan ke anak didiknya di LPP Semarang. Selain kain ecoprint ada juga kelas menggambar desain gaun yang diikuti beberapa warga binaan.
“Mereka di sini sementara bukan selamanya, jadi kami menyiapkan mereka untuk nantinya bersosialisasi lagi dengan masyarakat begitu bebas. Bakat mereka kami latih di sini, seperti hari ini diadakan gelar karya,” ujar Rini.
Beberapa anak didiknya, mendapatkan pemasukan alias pendapatan premi. Hitungannya, untuk desain 1 baju mendapatkan uang Rp100ribu. Itu akan masuk menjadi tabungan warga binaan yang bersangkutan. “Selain ecoprint, di sini ada juga bakery, batik. Totalnya ada 15 pokja (kelompok kerja),” katanya.
Editor : Ahmad Antoni
fashion show warga binaan lembaga pemasyarakatan lpp selebgram Lapas Bulu Kabupaten Grobogan ahmad yani
Artikel Terkait