Hermanto menyebutkan bahwa penghasilan orang tuanya sebagai buruh tani tak menentu kurang lebih Rp700.000 per bulan. Kondisi inilah yang membuat Hermanto termotivasi mengikuti seleksi caba TNI AD di Panda Kodam IV Diponegoro.
“Saya ingin membahagiakan orang tua, menjunjung derajat orang tua di mata masyarakat. Karena saya sejak kecil bercita-cita jadi prajurit TNI AD,” kata remaja kelahiran Kebumen ini.
Seperti halnya Nur Ali, Hermanto juga melakukan berbagai persiapan fisik agar bisa lolos seleksi Caba TNI AD. “Persiapan saya mengikuti les bimsik (bimbingan fisik), setiap hari latihan fisik lari jogging, sit up, pull up, push up,” ujarnya.
Keinginan membahagiakan kedua orang tua juga disampaikan Dedi Setiaawan. Peserta seleksi asal Yogyakarta ini bertekat bisa lolos seleksi Caba TNI AD dengan melakukan persiapan matang.
“Saya daftar seleksi TNI AD ini karena ingin mencari pekerjaan sekaligus membahagiakan dan mengangkat derajat orang tua,” kata Dedi. Dia merupakan anak pasangan Sukasto (60) dan Dwi Setyowati (61).
“Ayah sudah almarhum, sedangkan ibu buka usaha bakpao di rumah,” ujar alumnus SMK Penerbangan Adi Sucipto ini.
Editor : Ahmad Antoni
Artikel Terkait