REMBANG, iNews.id – Bagi pecinta dunia game Free Fire (FF), sepak terjang Dimas Fajar Saputra atau akrab dikenal Dimas FP, tentu sudah tak asing lagi. Dimas FP ternyata tinggal di sebuah rumah sederhana di Rembang.
Ya, anak kedua dari dua bersaudara ini tinggal di rumah yang berada di lorong gang sempit, Tawangsari, Kelurahan Leteh, Kabupaten Rembang, Jawa Tengah.
Dimas semula sering ikut turnamen game. Kemudian menemani rekannya di Jakarta, Febriansyah Dwi Wicaksono atau tenar dengan sebutan FDW membuat konten YouTube.
Dari FDW pula, Dimas disarankan untuk membuat konten game di YouTube, tapi dengan ciri khas logat Jawa. “Menurut temen saya itu, saya punya potensi di YouTube. Tapi dengan logat Jawa, biar beda gitu, “ kata Dimas, Senin (10/5/2021).
Baru memulai YouTube pada 15 Juli 2020 lalu, nama Dimas FP semakin moncer. Bulan Mei 2021 atau belum genap 1 tahun, akun Youtube Dimas FP sudah diikuti lebih dari 1,2 juta subscriber. Dia bahkan sudah menggondol plakat silver play button dan gold play button dari Youtube atas pencapaian tersebut.
Dimas mengatakan, setelah dirinya membuat konten ngevlog dengan sahabatnya, FDW yang mempunyai 6 juta lebih subscriber, akun YouTube-nya seketika ikut terangkat. “Nggak menyangka, meledak banget, sampai ditonton 2,6 juta viewer, “ ujarnya.
Dia mengisahkan awal mengisi konten game di YouTube sampai mempunyai 500.000 subscriber masih menggunakan HP untuk keperluan edit gambar. Dia hanya fokus main, sedangkan edit gambar ditangani temannya yang masih tetangga sendiri dekat rumah.
Setelah memperoleh penghasilan per bulan Rp10 juta lebih, baru kemudian membeli laptop dan sarana penunjang lainnya.
“Agloritma YouTube naik turun, jadi penghasilan nggak menentu. Tapi alhamdulilah di atas Rp10 Juta. Ya bersyukur aja mau viewer sedikit atau banyak yang penting tetap konsisten, “ katanya.
Kenangan lain, dulu ketika main game sering dimarahi orang tuanya, terutama sang ibu. Dianggap main game buang-buang waktu saja dan berisik pada malam hari. Kebetulan dalam membuat konten di malam hari lalu diupload pagi.
Setelah dia berhasil membuktikan bahwa dari game bisa memberikan manfaat, orang tuanya pun mendukung penuh. “Dulu digebukin, katanya game-game melulu. Sekarang kalau malam berisik, ndak apa-apa. Orang tua menyadari,” ujar Dimas tersenyum.
Terkait mimpinya, pemuda berusia 21 tahun ini ingin membeli rumah dan membuat studio yang layak supaya lebih tenang. Selama ini ia sebatas memanfaatkan kamar depan rumahnya menjadi studio.
“Aku tahu bapak ibu orang biasa, sudah bisa seperti ini seneng banget lah. Alhamdulillah, “ ujarnya. Dimas turut berpesan untuk anak sekolah yang kecanduan game maupun YouTuber pemula.
Bagi anak sekolah, pendidikan tetap harus diprioritaskan. Kalau pun senang main game, bisa mengatur waktu antara nge-game dan belajar. “Sore game, malamnya belajar. Jangan sampai mengorbankan sekolah, “ ujarnya.
Sedangkan untuk YouTuber game pemula, menurutnya jangan terlalu berpikir muluk-muluk. Namun kesempatan yang ada dijalani sebaik mungkin.
“Kita menunjukkan bakat, bukan menunjukkan gengsi. Kolabs pula dengan temen-temen sesama game, biar lebih menarik. Saya rasa subscriber konten game sangat militan kok. Rata-rata menonton yang kita upload, “ ujarnya.
Sementara itu, ayah Dimas FP, Suparno mengaku bangga anaknya bisa mengembangkan bakat. Beban keluarganya pun menjadi lebih ringan. “Ya tak terduga saja, rahmat dari Allah SWT. Do’a yang pernah saya panjatkan, dikabulkan, “ kata Suparno.
Suparno berpesan agar Dimas FP jangan sombong di tengah keberhasilannya sebagai YouTuber gamer. Kalau ada rezeki mesti selalu berbagi dengan keluarga kurang mampu.
Menurut pria yang biasa disapa Gusno ini, sebaik-baiknya orang adalah yang bermanfaat bagi orang lain. Begitu pula untuk Dimas FP, dirinya selalu menekankan petuah tersebut. Ketenaran harus diimbangi pula dengan kemanfaatan.
Editor : Ahmad Antoni
Artikel Terkait