Kapten CPM Punawirawan Sanjoto berada di rumahnya setelah direnovasi, di Jalan Belimbing Raya No 34 Peterongan Semarang. (Sindo Media/Ahmad Antoni)

Saat ditemui pada akhir bulan September 2020, Sanjoto menceritakan bagaimana detik-detik penggerebekan terhadap DN Aidit dan gerombolannya saat singgah di Kota Semarang, seminggu setelah peristiwa G 30 S PKI tahun 1965. “Sebuah rumah di Jalan Belimbing Raya No 34 Peterongan Semarang diketahui menjadi tempat singgah DN Aidit dan gerombolannya,” kata Sanjoto, mengawali ceritanya.

Sanjoto yang saat itu masih berpangkat Peltu menuturkan, satu minggu setelah peristiwa G 30 S/PKI dirinya mendapat pemberitahuan dari pusat dan panglima bahwa yang mengendalikan G 30 S itu adalah PKI.

“Atas perintah panglima sama komandan saya (Kolonel Sumaedi) diperintahkan regu saya dan pimpinan saya mampir ke Kodim (0733/BS) Semarang. Namun saat itu Komandan Kodim (Dandim) yang baru tak ada, yang ada kepala stafnya namanya Mayor Riyadi,” katanya.

“Loh ada apa pak, saya itu diperintahkan sama komandan saya mencari rumah di Peterongan yang digunakan transit DN Aidit cs dari Jakarta. Wah kebetulan itu depan rumah saya banyak kendaraan , saya lari ke sini sama pak Wiradi (almarhum) di situ bendera-bendera PKI itu banyak. Dari sejumlah tetangga bilang kalau 2 jam lalu sudah berangkat (melarikan diri). Waduh ketinggalan,” beber Sanjoto yang saat itu bertugas sebagai anggota Intel Pomdam.


Editor : Ahmad Antoni

Halaman Selanjutnya
Halaman :
1 2 3 4 5 6 7
BERITA POPULER
+
News Update
Kanal
Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik Lebih Lanjut
MNC Portal
Live TV
MNC Network