Mucholil, ayah Melinda mengaku pihak keluarga hanya bisa pasrah dan berdoa ketika mendengar terjadinya peperangan di Sudan.
“Selama perang terjadi, keluarga hanya dapat memantau keselamatan anak melalui grup WhatsApp wali murid mahasiswa Sudan,” katanya.
Perang dingin di Sudan sudah berlangsung cukup lama. Namun puncaknya perang saudara itu terjadi baru sepekan sebelum Lebaran,
Melinda sendiri merupakan salah satu dari 390 WNI gelombang pertama yang dievakuasi dari situasi perang Sudan oleh pemerintah Indonesia.
Dia dan sejumlah mahasiswa lain belum tahu nasib ke depannya apakah dapat melanjutkan kuliah di Sudan atau tidak.
Editor : Ahmad Antoni
Artikel Terkait