Joko Suranto, crazy rich asal Kabupaten Grobogan yang merupakan alumnus Fakultas Hukum UNS Solo. Foto: Ist.

SOLO, iNews.id – Sosok Joko Suranto, crazy rich asal Kabupaten Grobogan ternyata alumnus Fakultas Hukum (FH) Universitas Sebelas Maret (UNS) Solo. Dia sebelumnya viral karena membangun jalan rusak 1,8 kilometer dengan uang pribadi Rp2,8 miliar. 

Joko saat ini menjabat sebagai Ketua Yayasan Ikatan Keluarga Alumni (IKA) FH UNS. Ia memperbaiki jalan di kampung halamannya di Desa Jetis, Kecamatan Karangrayung, Kabupaten Grobogan. Jalan yang ia perbaiki menghubungkan ketiga desa, yaitu Telawah, Jetis, dan Nampu.  

“Aksi saya ini sebetulnya karena prihatin dengan kondisi jalan yang rusak dan sudah puluhan tahun tidak diperbaiki. Bahkan di situ juga sering menyebabkan kecelakaan,” kata Joko melalui siaran pers Humas UNS, Rabu (20/4/2022). 

Sebagaimana yang diungkapkan Joko, kondisi jalan sudah tak kunjung mendapat perbaikan selama 20 tahun.

“Jalan di Desa Jetis sekitar 3 kilometer menuju kampung orang tua saya sangat rusak parah. Memang sekitar 2 kilometer jalanan sudah di cor. Hanya saja ketika 3-4 tahun yang lalu, sekitar 2 kilometer dari yang sudah di cor ke Telawah menuju masuk ke kampung saya, kondisi jalan tak kunjung diperbaiki. Artinya memang hampir 20 tahun tidak pernah ditangani sama sekali jalannya. Istilahnya hanya tambal sulam. Sebelum itu memang pernah di aspal,” katanya. 

Saat ini, progres penggarapan jalan sudah selesai. Tinggal menunggu aspal mengering. Supaya Lebaran bisa segera digunakan masyarakat sekitar untuk lalu lalang terlebih menjelang arus mudik. Joko mengestimasikan tanggal 29 April 2022 jalanan sudah bisa dilalui mobil penumpang. 

Meskipun demikian, awalnya Joko tak menyangka aksinya ini bisa menjadi banyak perbincangan. Sebab aksi ini bukan yang pertama kali di lakukan. Sebelumnya ia juga pernah membangun jalan di Kabupaten Bandung, Cicalengka, Subang, dan membangun 30 masjid di Jawa Barat.

“Hal itu biasanya hanya orang sekitar yang tahu. Saya juga heran ketika pembangunan perbaikan jalan di Desa Jetis ini bisa viral. Saya sama sekali tidak ada kepikiran untuk sampai viral. Tapi, sudah tidak apa-apa. Jangan dibesarkan. Pada intinya sebagai manusia kita harus berbagi,” ucapnya 

Banyak yang menanyakan apakah aksinya dilakukan dengan tulus atau tidak. Merespon hal ini, Joko mengatakan rasa ikhlas berada di hati masing-masing. Ia selalu ingat taglinennya bahwa jangan takut berbuat baik.

“Tetapi, ketika kita melakukan sesuatu hal yang nggak ikhlas mau cari apa? Kita nggak cari kepentingan, kecuali bisa menatap kebahagiaan di mata orang terdekat, sahabat kita, kawan kita yang di sana bisa senang dengan adanya pembangunan jalan ini. Itu adalah sesuatu yang indah, tak bisa tergantikan. Kebayang juga kan orang yang melewati jalan itu mendapatkan rasa bahagia yang tak ternilai. Kita tidak mengharapkan pujian dari siapapun. Niat baik dengan tujuan baik, Insyaallah akan berkembang baik juga,” katanya. 

Joko melanjutkan, setiap orang sebenarnya berhak untuk berbuat baik. Berhak membangun dan berbagi kebaikan. Terlepas dari apapun profesinya. tinggal diniatkan dan yakin bahwa setiap kebaikan akan kembali kepada diri masing-masing. 

“Semua orang bisa berbuat baik. Semua orang bisa berbagi kebaikan. Tidak harus jadi pengusaha, tidak harus menjadi pejabat. Tetapi ketika sudah mendapatkan suatu amanah harus banyak berbuat kebaikan, banyak membangun kebaikan. Karena itu kewajiban. Jika tidak bisa melakukannya, maka mundur saja. Karena tupoksinya tidak bisa dilakukan sebagaimana mestinya,” ujar Joko.

Joko turut menghimbau kinerja pemerintah yang masih lamban dalam bekerja supaya lebih memahami apa tupoksinya. Selain itu juga pro aktif untuk mengajak pihak swasta bekerja sama.

“Ketika tidak bisa menjalankan amanah sesuai tupoksinya, maka banyak belajar. Jangan sampai ketika sudah menjabat ada banyak alasan. Pasti akan bisa. Tagline kami “harus mau, harus bisa”. Jadi hanya orang yang berjalan yang akan sampai. Hanya dengan dikerjakan maka akan selesai. Ketika sudah dikerjakan, maka tidak ada lagi yang susah. Artinya kembali kepada kemauan, kembali kepada niat, kembali kepada sesegera mungkin melakukan hal itu. Pasti bisa,” tuturnya. 


Editor : Ary Wahyu Wibowo

BERITA POPULER
+
News Update
Kanal
Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik Lebih Lanjut
MNC Portal
Live TV
MNC Network