Wagub Jateng Gus Yasin saat berbincang dengan Direktur Idensos Densus 88 Antiteror Polri Brigjen Pol Arif Makhfudiharto dan Kepala Unit Idensos Satgaswil Jateng AKBP Bambang Prasetyanto. (Ist)

Ada harapan ketika menggandeng Gus Yasin, akan lebih mudah menggandeng berbagai ponpes moderat untuk bersama-sama membimbing dan melakukan pendampingan terhadap eks napiter, napiter, keluarganya hingga anak-anak mereka.

"Kami mencoba mengurai (persoalan) dari semua lini. Kalau tidak dibantu kiai, ulama-ulama yang punya pemikiran kebangsaan, tentu kami sulit menjadikan mereka moderat (pemikirannya). Itulah kiranya kami melakukan kerja sama," ujarnya.

Sementara, Wakil Gubernur Jateng Taj Yasin Maimoen, menyambut baik untuk bersama-sama Densus 88 menyelesaikan persoalan ini. "Ada pemetaan langkah-langkah strategis," kata orang nomor 2 di Jawa Tengah ini.

Putra mendiang Kiai Maimoen Zubair ini menjelaskan orang dengan pemahaman radikal punya kecenderungan merasa paling benar. Sebabnya, kata Gus Yasin, bisa jadi karena salah memilih guru atau keliru dalam memahami agama.

Kepala Unit Idensos Satgaswil Jawa Tengah Densus 88 Antiteor Polri AKBP Bambang Prasetyanto menambahkan, data teranyar hingga awal Oktober ini ada 237 eks napiter di Jawa Tengah, 131 orang di antaranya tingkat radikal hijau dan 106 radikal merah. 

Warna merah ini sebagai simbol bagi yang tetap teguh mempertahankan ajaran lamanya di lingkaran radikal teror, sementara hijau sebagai simbol bagi yang sudah kooperatif.

Sementara jumlah napiter yang ditahan di Jawa Tengah sebanyak 211 orang. "Tersebar di 12 lapas di Jawa Tengah, baik di Nusakambangan maupun luar Nusakambangan. Kalau eks napiter tersebar di 27 kabupaten atau kota," sebutnya.


Editor : Ahmad Antoni

Sebelumnya
Halaman :
1 2

BERITA POPULER
+
News Update
Kanal
Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik Lebih Lanjut
MNC Portal
Live TV
MNC Network