SOLO, iNews.id – Profesor Robert Franklin Engle PhD memberi orasi ilmiah saat Sidang Terbuka Senat Akademik Dies Natalis ke-45 Universitas Sebelas Maret (UNS) Solo, Jumat (12/3/2021). Peraih Nobel Ekonomi 2003 tersebut, berorasi tentang perubahan iklim yang kini yang harus dihadapi semua orang.
“We might be worry about the Covid, and we might be worry about the recession. But, the biggest risk is probably climate change (Kita mungkin takut tentang Covid, kita juga mungkin takut tentang resesi. Namun, risiko terbesar sebenarnya adalah perubahan iklim),” ujar Prof Engle melalui keterangan tertulis dari UNS Solo.
Perubahan itu menimbulkan dua macam risiko, yakni risiko fisik (physical risk) dan risiko transisi (transition risk). Risiko fisik terlihat dari adanya perubahan tanah, cuaca, dan infrastruktur yang terlihat secara fisik. Sementara, risiko transisi adalah hasil dari perubahan kebijakan iklim, teknologi, konsumerisme, dan sentimen pasar selama penyesuaian ke lower-carbon economy.
Pada masa pandemi Covid-19 selama 2020, risiko transisi yang paling terlihat. Profesor di New York University, Amerika Serikat ini menyebut, risiko transisi mengakibatkan penurunan ekonomi di berbagai bidang. Seperti penerbangan, hiburan, dan bidang lainnya.
Risiko perubahan iklim juga berdampak pada stock market, portfolios of stocks, dan bank portfolios. Pada titik tersebut, ada dua cara yang bisa dipilih, yakni adaptasi atau mitigasi. Untuk menjalankan adaptasi, perlu adanya evaluasi risiko yang lebih baik agar dapat meningkatkan performa sistem keuangan.
Dan lebih baik lagi mengalokasikan kapital ke industri yang lebih produktif menggunakan dana itu. Sementara, mitigasi dapat dilakukan dengan cara komitmen untuk mengurangi emisi.
“These are three of my grandsons. When I see them, I wondering whether is peaceful appearance today is going to be still a peaceful performance when they grown up. They are actually quite worry about it . (Ini adalah tiga cucu saya. Saat saya melihat mereka, saya memikirkan apakah tampilan yang damai saat ini akan terus damai performanya ketika mereka tumbuh besar. Mereka sebenarnya takut tentang itu),” ucap profesor berusia 79 tahun ini.
Editor : Ary Wahyu Wibowo
Artikel Terkait