Kesenian Kesenian janturan atau kuda lumping di Kabupaten Tegal. Foto: iNews/Yunibar.

TEGAL, iNews.id - Kesenian janturan atau kuda lumping di Kabupaten Tegal hingga kini masih bertahan di tengah pandemi Covid-19. Atraksi budaya yang konon mengandung magis ini,  menjadi hiburan tersendiri bagi warga di kaki Gunung Slamet 

Kesenian janturan atau lebih dikenal kuda lumping sangat berkaitan erat dengan hal-hal yang berbau supranatural. Atraksi janturan bahkan selalu ditunggu penonton saat para penari mulai kerasukan. 

Seperti yang dilakukan sekelompok penari janturan asal Desa Dukuh Tengah, Kecamatan Bojong, Kabupaten Tegal. Tarian ini menggunakan kuda yang terbuat dari anyaman bambu atau kulit sapi dengan dihiasi rambut tiruan yang digelung atau dikepang. 

Untuk membuat para penari kerasukan, sejumlah pawang menyiapkan sesaji dan sejumlah makanan. Kesenian janturan menyuguhkan atraksi kesurupan, kekebalan dan kekuatan magis. 

Seperti atraksi memakan umbi-umbian mentah, batang tebu hingga kekebalan tubuh terhadap deraan cambuk. Saat mulai kesurupan, para penari tiba-tiba jatuh dan kaku saat didirikan tubuhnya. Semakin cepat tempo gamelan, para penari semakin lincah melakukan atraksi. 


Editor : Ary Wahyu Wibowo

Halaman Selanjutnya
Halaman :
1 2
BERITA POPULER
+
News Update
Kanal
Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik Lebih Lanjut
MNC Portal
Live TV
MNC Network