"Pasca itu saya sudah minta tadi dari Pemkot, dari Pemprov, dari KKP juga untuk kita re-design. Bagaimana regulasinya, bagaimana secara fisiknya agar ini bisa diatur dan tidak terulang. Aturannya mesti keras," katanya.
Aturan tersebut juga berkaitan dengan asuransi kapal milik nelayan. Sebab, dari 57 kapal yang terbakar, semuanya tidak diasuransikan oleh pemiliknya. Apalagi, ada yang memiliki lebih dari satu kapal.
"Memang setelah saya tanya, satu pun tidak ada yang diasuransikan. Ini rasa-rasanya kami perlu edukasi dari HNSI, penting kapal diasuransi. Tadi ada dua kalau enggak salah yang memiliki lima kapal. Pasti kerugiannya cukup besar," tegasnya.
Di samping menuntaskan proses pemadaman api, Ganjar juga sudah menyiapkan bantuan bagi para nelayan, khususnya nelayan yang terdampak dan tidak bisa melaut.
"Kami minta para nelayan yang tidak bisa melaut hari ini, kami kasih bantuan makanan dulu karena selama beberapa hari ini, ia akan kesulitan," kata Ganjar.
Diketahui, sebanyak 52 kapal yang bersandar di Pelabuhan Jongor, Kota Tegal, ludes terbakar pada Senin (14/8) malam. Puluhan kapal yang terbakar itu dimiliki 26 pengusaha.
Api diduga berasal dari KM Kurnia Jaya yang sedang bersandar. Angin kencang mengakibatkan api cepat membesar dan merembet ke kapal lain. Hingga Rabu (16/8), upaya pemadaman api belum selesai.
Editor : Ahmad Antoni
ganjar pranowo gubernur jawa tengah kebakaran kapal nelayan Pelabuhan Jongor kota tegal pemadaman api angin kencang kepala bnpb angkatan laut
Artikel Terkait