Ganjar juga memperkuat komitmen penerapan EBT di Jawa Tengah, melalui Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD). Langkah itu diapresiasi Institute for Essentiol Services Reform (IESR) saat rangkaian G20 Side Event di Bali tahun lalu.
Hal itu yang mendorong Ganjar untuk terus mengupayakan optimalisasi EBT, serta pengembangan dan keberlanjutannya untuk mereduksi dampak pemanasan global.
"Dalam skala-skala yang mungkin belum terlalu besar tapi bisa dimanfaatkan umpama sampah, ini juga ekonomi sirkular, waste to energy bisa dilakukan," ujarnya.
"Ada potensi gas rawa yang hari ini di beberapa desa kita juga sudah lakukan. Kalau ini semua kita dorong terus-menerus, transformasi menuju green energy akan lebih cepat," sambung Ganjar.
Sejumlah proyek yang dibangun sebagai wujud penerapan EBT di Jawa Tengah antara lain PLTS terapung Waduk Wadaslintang dan pengembangan pembangkit listrik tenaga geothermal di Candi Umbul Telomoyo.
Selain itu, Jawa Tengah juga telah memiliki 2.353 Desa Mandiri Energi (DME) yang membuat Jawa Tengah jadi percontohan pengembangan EBT. Dari 2.353 desa mandiri energi, terdiri atas 2.167 desa mandiri energi inisiatif, 160 desa mandiri energi berkembang, dan 26 desa mandiri mapan yang tersebar di 35 kabupaten dan kota se-Jawa Tengah.
Keberhasilan transisi energi tersebut memberikan beragam manfaat. Di antaranya, biaya sistem kelistrikan yang lebih murah, diversifikasi ekonomi, pengembangan industri baru, munculnya lapangan kerja hijau, perbaikan kualitas udara, tanah, dan air, serta penurunan biaya kesehatan.
Editor : Ahmad Antoni
gubernur jateng ganjar pranowo jawa tengah energi baru terbarukan ebt Bacapres PDIP partai perindo desa mandiri
Artikel Terkait