Gubernur Jateng Ganjar Pranowo menyebut moderasi beragama adalah investasi jangka panjang untuk merawat kerukunan. (IST)

Ini adalah kearifan lokal. Juga sesuai dengan konstitusi UUD 1945, di mana di Pasal 29 disebutkan “Negara menjamin kemerdekaan tiap-tiap penduduk untuk memeluk agamanya masing-masing dan untuk beribadat menurut agama dan kepercayaannya itu”.

Pada beberapa peristiwa, termasuk keadaan darurat, Ganjar bercerita di mana antar-umat beragama saling bantu, gotong-royong misalnya saat bencana banjir. Gereja jadi tempat pengungsian, sekaligus pula memfasilitasi pengungsi Muslim untuk melaksanakan salat. “Semua itu adalah kemanusiaan,” ungkap Ganjar.

Jawa Tengah sendiri, sebut Ganjar, memang punya berbagai falsafah dan kearifan lokal turun-temurun tentang toleransi. Misalnya “tepo seliro”. Sementara itu, terkait Kaltim, Ganjar mengatakan Jawa Tengah juga belajar dari Kaltim tentang kerukunan umat beragama ini.  

Pada kegiatan di Gedung B lantai 5 itu, hadir perwakilan FKUB Jawa Tengah termasuk dari para penghayat kepercayaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa. Dari Kaltim juga hadir FKUB setempat, perwakilan Kementerian Agama (Kemenag) dipimpin Wakil Gubernur Kaltim Hadi Mulyadi.


Editor : Ahmad Antoni

Sebelumnya
Halaman :
1 2

BERITA POPULER
+
News Update
Kanal
Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik Lebih Lanjut
MNC Portal
Live TV
MNC Network