Gubernur Ganjar Pranowo mengunjungi stand saat puncak peringatan Hari UMKM Nasional di Pamedan Pura Mangkunegaran, Sabtu (12/08). (IST)


SOLO, iNews.id - Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo berharap UMKM di Indonesia makin menunjukkan kelasnya. Jateng menjadi salah satu provinsi yang memiliki kontribusi dalam peningkatan ekonomi nasional dalam triwulan pertama. 

Jateng tercatat sebagai salah satu provinsi yang memiliki angka rata-rata pertumbuhan ekonomi melebih angka rata-rata pertumbuhan ekonomi nasional, yakni 5,03 persen. Tercatat dalam triwulan ke pertama Jateng mengalami pertumbuhan ekonomi 5,04 persen.

Angka tersebut hanya kalah dari Daerah Istimewa Yogyakarta (D.I.Y) yang mencatat angka rata-rata pertumbuhan ekonomi 5,31 persen.

"Saya kira pada triwulan kemarin, Jogja kemarin tertinggi dan nomor duanya Jateng. Ini dua provinsi yang lumayan bisa memberikan kontribusi," sebut Ganjar dalam malam puncak peringatan Hari UMKM Nasional di Pamedan Pura Mangkunegaran, Sabtu (12/08). 

Ganjar mengklaim bahwa UMKM yang ada di Jateng memiliki kontribusi untuk meraih angka rata-rata pertumbuhan ekonomi itu. Hingga triwulan pertama tahun 2023 tercatat ada tercatat kurang lebih 183.181 unit yang nilainya mencapai Rp 38,9 triliun dengan omzet mencapai Rp 68,7 triliun

"UMKM punya kontribusi yang cukup bagus dalam membangun pertumbuhan ekonomi yang ada di Jateng. Serapan tenaga kerjanya kurang lebih sekitar 1.370.156 yang kami catat sampai hari ini," jelasnya. 

Selain itu, Ganjar menuturkan sejumlah produk UMKM Jateng telah diekspor hingga luar negeri. Pada, 12 Mei 2023 lalu nilai ekspor Jateng tembus hingga 2,5 miliar dolar AS.

"Mudah-mudahan pembinaan akan terus bisa kami lakukan dan pertunjukan dari UMKM yang sudah berhasil makin dikenal dan dibeli oleh kita sendiri," katanya. 

Sementara itu, Menteri Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah (Menkop, dan UKM) Teten Masduki menyebut bahwa hanya India, China dan Indonesia yang pertumbuhan ekonominya mencapai 5 persen. Pertumbuhan tersebut ditopang oleh UMKM, sehingga pembiayaan, akses pasar, dan dukungan bahan baku ini perlu dilakukan. 

"53 persen ekonomi nasional ditopang oleh konsumsi rumah tangga. Dan itu kekuatannya ada di UMKM. Jadi tahun ini kita ingin terus pertahankan pertumbuhan di atas 5," jelasnya.

Dikatakan Teten, dalam waktu dekat Pemerintah segera melakukan revisi Permendag no 50 tahun 2020 guna membentuk digital ekonomi yang lebih protektif terhadap UMKM konsumen dan e commers. "Ini dalam waktu dekat Permendag no 29 tahun 2020 ini harus direvisi untuk 4 hal," ujarnya.


Editor : Ahmad Antoni

BERITA POPULER
+
News Update
Kanal
Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik Lebih Lanjut
MNC Portal
Live TV
MNC Network