"Namun demikian, berbagai indikator pembangunan menempatkan daerah ini pada posisi tertinggal dibandingkan dengan provinsi lainnya di Indonesia," Viktor Bungtilu Laiskodat.
VBL menjelaskan, hasil penelitian yang tertuang dalam disertasi ini bermula dari keinginannya mencari jawaban terhadap paradoksal tersebut. Daerah dengan sumber daya berlimpah, tetapi menyandang stigma kemiskinan dan ketertinggalan yang tercermin dari berbagai atribut dan indikator pembangunan masih disandang provinsi ini.
Adapun salah satu kekayaan sumber daya ekonomi yang potensial di NTT adalah sektor pariwisata. Sektor ini yang VBL tetapkan menjadi fokus dari penelitian disertasinya. Penelitian yang dilakukan VBL pada 45 objek wisata yang tersebar di sepuluh pulau, dari pulau Flores sampai pulau Timor yang mencakup wilayah 11 kabupaten dan kota.
Dinamika perkembangan industri pariwisata dengan pendekatan lima pilar utama atau yang dikenal dengan 5A yaitu attraction, accesbility, accommodation, amenities, dan awareness di eksplor lebih mendalam pada disertasi.
“Keunggulan pariwisata NTT adalah pada pilar attraction sedangkan empat pilar lainnya masih memiliki tantangan. Dengan mencermati bahwa sektor ekonomi bisa dikaitkan dengan sektor pariwisata, dalam penelitian ini dilakukan kajian rantai pariwisata di NTT dimana ditemukan bahwa rantai nilai pariwisata disini belum terangkai. Industri pariwisata masih belum mengoptimalkan kekuatan sumber daya lokal,” ujar VBL.
Editor : Ary Wahyu Wibowo
Artikel Terkait