"Aturan dan mekanis musyawarah desa dirombak sedemikian rupa sehingga keterwakilan perempuan bisa representatif," tandas Gus Halim.
Kemendes PDTT juga mendorong agar jumlah kepemimpinan perempuan di desa terus naik. Di antaranya termasuk 30 persen keterwakilan perempuan di perangkat desa. Gus Halim berharap KUPI menjadi bagian penting dalam pemberdayaan masyarakat desa.
"Harapan kita adalah terjadi percepatan peningkatan kapasitas perempuan dalam pembangunan di desa," kata Gus Halim yang didampingi Nyai Lilik Umi Nashriyah.
Menurutnya, pembangunan 74.961 desa yang setara 91 persen wilayah Indonesia. "Dan 74 persen warga Indonesia tinggal di desa, jadi menyelesaikan masalah di desa artinya totalitas menyelesaikan permasalahan bangsa," tegasnya.
Pengelola Ponpes Hasyim Asy'ari yang juga tuan rumah KUPI Ke-2, Nyai Hindun Anisah menjelaskan, peserta kongres mencapai ribuan dari berasal dari 31 negara.
"Ribuan peserta yang ikuti KUPI Ke-2 berasal dari 31 negara seperti Indonesia, Singapura, India, Pakistan, Amerika, Australia, Kenya, Pakistan, Inggris, Philipina, Bangladesh, Malaysia, Hungaria, Gambia, dan Slovakia," kata Nyai Hindun.
Selain itu dari Thailand, Netherland, Sri Lanka, Jerman, Tunisia, Pantai Gading, Burundi, Francis, Afrika Selatan, Finlandia, Nigeria, Afghanistan, Libya, dan Belanda.
Turut hadir dalam pembukaan KUPI II ini Menaker Ida Fauziyah, Mantan Menag Lukman Hakim Syaifuddin, Umik Azizah Amin, para kiai dan nyai pengelolaan pondok pesantren, ulama perempuan, aktivis perempuan.
Editor : Ahmad Antoni
mendes pdtt kemendes pdtt pondok pesantren KUPI menteri desa abdul halim iskandar Gus Halim kongres ulama perempuan indonesia
Artikel Terkait