Dalam sehari, biasanya memproduksi 25-30 kg tempe/hari. Namun kini, hanya mampu memproduksi 10-15 kg tempe/hari. Pengurus primer tempe dan tahu Indonesia (Primkopti) Kabupaten Brebes, Ahmad Sukeri menyebut, melonjaknya harga kedelai karena di tingkat suplayer sudah naik.
Sehingga harga sampai ke perajin lebih dari Rp9.000/kg. Sebelum pandemi Covid-19, harga kedelai impor di pasaran hanya sekitar Rp7.500/kg. Saat ini, stok kedelai di gudang Primkopti Brebes juga kosong. “Saya memprediksi harga kedelai akan terus mengalami kenaikan,” kata Ahmad Sukeri.
Pihaknya berharap pemerintah segera turun tangan menstabilkan harga kedelai yang terus melonjak. Sebab jika dibiarkan berlarut-larut, para perajin tempe bakal gulung tikar karena tidak mampu membeli bahan baku.
Editor : Ary Wahyu Wibowo
Artikel Terkait