Sementara, Kabid Humas Polda Jateng Kombes Pol M Iqbal Alqudusy meminta masyarakat tidak panik serta tidak mudah termakan berita hoaks terkait rentetan gempa tersebut. Masyarakat juga diimbau tidak mudah menciptakan kegaduhan atau menyebar pesan yang belum diketahui kebenarannya.
"Pemerintah sudah mempunyai SOP terkait penanganan gempa dan bencana alam lainnya. Institusi Polri melalui Polres, Polsek dan Bhabinkamtibmas akan melakukan patroli dan pelaporan terkait rentetan gempa dan dampak yang diakibatkannya. Untuk masyarakat dihimbau tetap tenang dan waspada," kata Iqbal.
Sementara itu, terkait gempa yang terjadi di Salatiga dan sebagian Kabupaten Semarang pada dua hari terakhir ini, Kepala Bidang Mitigasi Gempa Bumi dan Tsunami BMKG, Daryono melalui akun Twitternya menjelaskan gempa tersebut adalah gempa swarm.
Gempa swarm, jelas dia, adalah serangkaian aktivitas gempa yang bermagnitudo kecil dengan frekuensi kejadian yang sangat sering dan relatif lama di suatu kawasan. Gempa swarm terjadi tanpa ada gempa utama (mainshock), seperti pada umumnya gempa utama lebih besar kekuatannya dibandingkan gempa susulan.
Gempa yang dimulai Sabtu (23/10) sekitar pukul 00.32 wib tersebut hingga saat ini minimal sudah terjadi 24 kali.
Editor : Ahmad Antoni
Artikel Terkait