Penumpang juga bisa melakukan pembayaran non-tunai menggunakan fitur beli tiket di aplikasi Si Anteng. Kartu Multi Trip (KMT) juga bisa digunakan untuk pembayaran di Trans Jateng sehingga para penumpang KA komuter jadi lebih mudah.
"Layanan non-tunai tapping bekerja sama dengan Himbara (Himpunan Bank Negara BNI, BRI, Mandiri), dan BCA untuk pembayaran di Trans Jateng," ujarnya.
Seorang penumpang BRT Trans Jateng pengguna QRIS, Rahmah asal Kabupaten Semarang mengaku, dirinya biasa memanfaatkan pembayaran non-tunai saat naik BRT. Ia menilai, membayar ongkos bus menggunakan QRIS itu lebih mudah. Sebab, ia tak perlu repot-repot menyiapkan uang tunai.
"Kalau sekarang itu saya pakainya QRIS. Dulu masih pakai uang cash. Cuman karena Trans Jateng ini sudah ada pelayanan pakai QRIS, jadi ya saya pakainya QRIS," kata pengguna BRT Trans Jateng sejak 2019 ini.
Dia merasa lebih nyaman membayar menggunakan QRIS ketimbang uang tunai saat naik BRT. Sebab, jika ia menggunakan uang tunai, maka kadang butuh waktu agak lama supaya kondektur memberikan uang kembalian.
"Sekarang pakai QRIS, enggak usah nunggu kembalian. Tinggal scan aja (barcode-nya), itu sudah mudah. Lebih cepat pakai QRIS," ungkapnya.
Selain dilengkapi pembayaran nontunai, Ganjar juga menjadikan Trans Jateng sebagai transportasi primadona masyarakat karena tarifnya yang sangat murah. Yakni Rp2000 untuk buruh, pelajar, dan veteran. Dan Rp4000 untuk masyarakat umum. Tarif tersebut flat, jauh-dekat sama.
Editor : Ahmad Antoni
gubernur jateng ganjar pranowo Trans Jateng bus rapid transit brt trans jateng transportasi pembayaran nontunai qris himbara transaksi digital
Artikel Terkait