BOYOLALI, iNews.id - Perajin keripik pisang di Desa Watugede, Kecamatan Kemusu, Kabupaten Boyolali mulai kebanjiran pesanan menjelang Lebaran. Pesanan meningkat sekitar 30 persen di tengah situasi pandemi Covid-19.
Desa Watugede dikenal karena masyarakatnya sebagian besar berprofesi sebagai perajin keripik pisang. Salah satu warga yang menggeluti usaha itu adalah Suprapto.
Setiap hari, Suprapto dibantu keluarga dan sejumlah tenaga kerja sibuk membuat keripik pisang. Dimulai dari mengelupas pisang jenis kepok yang masih mentah, memotong tipis-tipis dengan alat khusus dan menggoreng di atas tungku kayu.
Keripik pisang merupakan makanan cemilan yang biasa tersaji saat puasa dan Lebaran. Sehingga tidak heran, sejak memasuki bulan puasa para perajin sudah mulai kebanjiran pesanan.
“Keripik pisang terdiri dari tiga varian. Yakni rasa original, coklat dan manis,” kata Suprapto, Selasa (4/5/2021).
Harganya mulai Rp45.000 hingga Rp50.000 per kilogramnya, tergantung varian rasanya. Sedangkan bahan baku pisang, didatangkan dari beberapa daerah di Boyolali. Jenisnya pisang kepok putih, pisang raja nangka, pisang tanduk.
Para perajin mengaku seminggu sebelum puasa, sudah banyak yang pesanan yang masuk. Sedangkan mendekati Lebaran, pesanan meningkat hingga 30 persen. Pesanan paling banyak berasal dari wilayah Boyolali.
Dibantu tiga orang pegawai, dirinya dalam sehari bisa memproduksi 10 kilogram keripik pisang. Sedangkan dalam sebulan mendapatkan penghasilaan sekitar Rp15 juta.
Kepala Desa Watugede, Sriyanto mengatakan, untuk megembangkan usaha mikro kecil dan menengah (UMKM) di wilayahnya, pemerintah desa memberikan bantuan berupa bibit pisang, bantuan modal untuk membeli peralatan, serta pelatihan.
Editor : Ary Wahyu Wibowo
Artikel Terkait