WONOGIRI, iNews.id - Kapolres Wonogiri AKBP Dydit Dwi Susanto punya cara tersendiri dalam upaya mencegah anggotanya agar tak melakukan pelanggaran. Kapolres melakukan ‘setrum’ kepada anggotanya.
Setrum yang dimaksud adalah memberikan motivasi kepada seluruh anggota dalam sebuah kegiatan dengan mendatangkan motivator.
Tujuannya, agar yang melanggar jadi jera tidak mengulangi, dan bagi yang lain memiliki sikap tetap konsisten tidak melakukan pelanggaran.
Kasubsi Penmas Humas Polres Wonogiri Aiptu Iwan Sumarsono mengatakan, kegiatan pemberian motivasi ini dilaksanakan di Gedung Wichaksana Laghawa dan digelar dalam beberapa sesi, dengan mendatangkan motivator nasional Ketut Abid Halimi, Sabtu (24/9/2022).
Kegiatan ini diikuti para Pejabat Utama (PJU) dan para Kapolsek se jajaran masing-masing beserta pengurus dan anggota Bhayangkari, para Bintara muda, berikut anggota yang bermasalah yang tengah dalam proses pengawasan.
Kapolres AKBP Dydit Dwi Susanto mengatakan, kegiatan tersebut menjadi bagian dari upaya me-recharge agar anggota yang telah melanggar menjadi kapok. Kemudian bagi anggota lainnya supaya tetap konsisten tidak melakukan pelanggaran.
Dia mengingatkan bahwa anggota Polri memiliki tugas berat dalam menjaga Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI). Terutama tugas pelayanan, pengayoman dan perlindungan terhadap seluruh masyarakat.
Namun demikian, tambahnya, tugas berat bukanlah menjadi kendala. Tapi itu jadikan sebagai tantangan di era masyarakat yang melek teknologi.
Menyikapi masih adanya pelanggaran-pelanggaran yang dilakukan oleh (oknum) anggota, itu menunjukkan ada ketidakseimbangan antara sikap, sifat, mental dan hobinya. Yang itu berimplikasi terhadap pelanggaran disiplin maupun pelanggaran etik.
Menurutnya, bila ditilik dari latar belakang Sumber Daya Manusia (SDM)-nya, sejatinya semua anggota memiliki kualitas yang sangat baik dari aspek psikologis, mental dan spiritualnya.
Sebab, mereka telah memenuhi syarat melalui penilaian yang komprehensif. Jadi jika ada anggota melakukan pelanggaran, artinya ada budaya/kebiasaan yang salah.
Kapolres yang berpengalaman di bidang Propam ini menyampaikan bahwa hal tersebut menjadi alasan secara rasional bahwa semua personel Polri butuh recharger dan penyeimbang otak dan hatinya.
Sehingga diperlukan recharger untuk menyeimbangkan hati dan otak. Terlebih lagi, sebentar lagi banyak tugas-tugas penting yang harus dijalankan. Yakni mulai bosterisasi hingga pengamanan Pemilu 2024.
''Oleh karena itu, kami menggelar giat refresh dan recharge mental serta otak anggota, agar menjadi lebih fresh untuk menjalankan tugas-tugas negara,'' ujarnya.
Editor : Ahmad Antoni
Artikel Terkait