Dia mengakui sudah kawalahan menerima orderan hingga menolak pesanan karena di luar kemampuan produksi. Selama ini, produksi baju hazmat disalurkan lewat distributor di daerah Solo, Semarang, Jakarta, serta Surabaya. Dari distributor, baru disalurkan ke rumah sakit atau relawan yang membutuhkan.
Menurutnya, baju hazmat yang diproduksi ada dua jenis. Pertama baju hazmat untuk area ring 1 atau bersentuhan langsung dengan pasien Covid-19, seperti tenaga kesehatan (nakes) di RS dan relawan pemakaman. Baju hanya bisa digunakan satu kali pakai dan bahannya impor.
Kedua adalah baju hazmat untuk area ring 2 bisa digunakan sampai dua kali. Dengan hamzat suit microporous breathable ini bersifat waterproof, antivirus, anti droplet, anti bakteri, anti debu, anti statik, tidak gerah dan nyaman digunakan. Produksi khusus untuk penanganan Covid-19 terutama untuk suplai RS dan relawan.
Dia menjelaskan, proses pembuatan baju hazmat dimulai dari pengukuran dan pemotongan kain. Bahan khusus itu, kemudian diobras dan penjahitan. Setelah itu, dilakukan proses shelling atau menutup rongga jahitan menggunakan selotip khusus guna meminimalisasi kebocoran saat dipakai.
Editor : Ary Wahyu Wibowo
Artikel Terkait