"Kami juga menemukan kurang lebih seratus empat puluh ribu hektar ijin usaha yang tidak ada HGUnya. Ratusan ribu tanah juga kami temukan terlantar,” katanya.
Kolaborasi dengan pihak akademisi menurut Surya Tjandra sangat dibutuhkan. Sejumlah hal yang berkaitan dengan isu-isu reformasi agraria, wilayah, konteks dan sektor butuh masukan termasuk dari mahasiswa yang berada pada wilayah tersebut.
Surya yang pernah tercatat sebagai pendiri serta direktur di Trade Union Rights Centre (TURC) ini memberikan kesempatan pada akademisi UKSW untuk menyampaikan pandangan yang rencananya akan dibawa dalam acara GTRA Summit di Wakatobi, Agustus mendatang.
Rektor UKSW Salatiga Neil S. Rupidara menyambut baik ajakan kolaborasi Wamen Surya Tjandra. Sejumlah kerjasama dengan pihak pemerintah maupun gereja yang sudah dilakukan UKSW selama ini menjadi peluang untuk memberikan kontribusi pada bidang lain.
“Kami akan coba awali dengan sebuah pilot project melalui pendekatan etnografis. Sejumlah akademisi dengan pengalaman pendekatan pada masyarakat akan bergabung dalam proyek ini. Papua menjadi daerah cukup baik untuk mengawali proyek ini karena mahasiswa magister dan doktoral asal daerah tersebut cukup konsisten jumlahnya,” katanya.
Editor : Ahmad Antoni
Artikel Terkait