Kenapa orang Jawa tidak memakai nama keluarga (Foto: Odua Images)

JAKARTA, iNews.id - Kenapa orang Jawa tidak memakai nama keluarga? Apakah orang Jawa tidak memiliki marga?

Pertanyaan tersebut mungkin pernah terbesit dalam pikiran Anda, mengingat jarang disematkannya nama keluarga atau nama marga di bagian belakang nama orang-orang Jawa. Bahkan nama orang Jawa seringkali hanya terdiri dari satu kata.

Hal ini sangat berbeda dengan suku lain di Indonesia, seperti Batak, Bugis, Minahasa, dan lain-lain. Suku-suku tersebut biasanya akan menyematkan nama Ginting, Hutapea, Hutabarat, Simanjuntak, Andi, ratulangi, Rorimpandey dan masih banyak lagi di belakang nama mereka. 

Adapun sejumlah alasan di balik tidak adanya nama keluarga atau nama marga di bagian belakang nama orang Jawa adalah sebagai berikut.

Kenapa orang Jawa tidak memakai nama keluarga?

1.Nama keluarga hanya untuk ningrat

Dalam tradisi Jawa, nama keluarga atau marga hanya disematkan bagi orang-orang yang berasal dari kalangan ningrat atau keluarga kerajaan. 

Adanya nama keluarga itulah, orang tersebut dapat lebih mudah dikenali sebagai seseorang yang harus dihormati.

Selain itu, nama keluarga ini juga menjadi semacam penanda bahwa orang tersebut harus berperilaku sesuai kode etik keraton. Maka dari itu, orang biasa atau yang bukan berasal dari keluarga kerajaan di Jawa tidak menggunakan nama keluarga. 

2.Nama keluarga hanya untuk orang yang memiliki aset 

Pada masa penjajahan Belanda, orang-orang Jawa yang memiliki aset, seperti tanah akan menggunakan nama keluarga. Pasalnya, nama keluarga akan dibutuhkan saat pengurusan administrasi kepemilikan properti.

Selain itu, nama keluarga ini juga sangat penting dalam kepengurusan pembagian warisan. Dengan demikian, orang Jawa yang tidak memiliki aset atau hanya merupakan rakyat jelata tidak membutuhkan nama keluarga. 

3.Nama yang sederhana lebih mudah diingat

Sebagaimana yang telah dijelaskan, orang Jawa terdahulu banyak menggunakan nama yang hanya terdiri dari satu kata. Bukan tanpa alasan, hal itu dipilih agar lebih mudah untuk diingat.

Maka dari itu, nama-nama seperti Joko, Sri, Juminten, Mulyono, dan masih banyak lagi kerap digunakan. Dari kalangan agamawan pun biasanya hanya menggunakan satu kata, seperti Badriyah, Zulkifli, Iskandar, dan lain-lain. 


Editor : Komaruddin Bagja

Halaman Selanjutnya
Halaman :
1 2
BERITA POPULER
+
News Update
Kanal
Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik Lebih Lanjut
MNC Portal
Live TV
MNC Network