Tetapi, penyebutannya Solo muncul sejak para kolonial Eropa memasuki daerah ini. Pengucapan kata Solo untuk menyebut Sala berlanjut terus-menerus hingga sekarang.
Sementara menurut penjelasan buku berjudul Kenangan Emas 50 Tahun Surakarta, nama Surakarta muncul di Desa Sala berawal dari peristiwa Bedhal Keraton, yaitu perpindahan Keraton Kartasura yang dirusak oleh pemberontak Cina.
Masuknya Keraton Surakarta di Desa Sala terjadi pada 17 Februari 1745 yang juga menjadi lahirnya Kota Sala sebagai pusat Kerajaan Kasunanan Surakarta Hadiningrat yang baru.
Untuk itu Raja Sri Susuhunan Paku Buwana (PB) II menyampaikan bahwa mulai hari itu nama dan status desa Sala diubah menjadi ibu kota kerajaan dengan nama Kota Surakarta Hadiningrat.
Hingga kini kedua nama kota (Surakarta dan Solo) menandai sebuah sejarah alih kuasa dari satu pemimpin wilayah tersebut terhadap penguasa baru. Bahkan sampai sekarang terdapat perbedaan yang mencolok dalam penggunaan keduanya.
Jika Solo merupakan sebutan bagi sebuah desa berdasarkan ciri khasnya, maka Surakarta menjadi nama Keraton yang pada tahun 1670 menguasai wilayah tersebut. Keduanya memiliki periodik sejarah yang berbeda.
Itulah penjelasan dan riwayat sejarah kenapa Surakarta disebut Solo? Semoga bisa menambah wawasan dan pengetahuan tentang sejarah penyebutan Surakarta dan Solo.
Editor : Ahmad Antoni
kenapa surakarta disebut solo keraton kasunanan Kerajaan Mataram kerajaan surakarta joko widodo gibran rakabuming raka keraton solo desa sala
Artikel Terkait