Penelitian U’um dinilai memiliki kebaruan karena menjadikan karya sastra yang ditulis anak sebagai objek kajian. Selama ini, apa yang disebut sebagai sastra anak adalah karya sastra yang ditulis orang dewasa untuk dibaca oleh anak-anak.
Kondisi itulah yang membuat sastra anak kerap kali kurang menggambarkan perkembangan mental anak sebagai subjek kreator sastra. "Sastra anak" yang demikian kerap berisi keinginan orang dewas untuk menasihati anak-anak.
Karya sastra yang ditulis anak dinilai lebih otentik karena merekam dinamika mental dan intelektual anak. Dalam karya sastra itulah, kegelisahan dan perkembangan mental anak tergambar, baik secara sadar maupun tidak sadar.
Dalam ujian terbuka, hadir sebagai penguji antara lain Prof. Suminta A Suyuti, Dr. Yusro Edi Nugroho, Widhiyanto, PhD, Dr. Mukh Doyin, Prof. RM Teguh Supriyanto, dan Prof. Dr. Agus Nuryatin.
Keberhasilan U’um Qomariah meraih gelar doktor menambah jumlah doktor yang dimiliki Program Studi Sastra Indonesia Unnes. Hal itu mengukuhkan Sastra Indonesia Unnes sebagai salah satu prodi terbaik karena memiliki pakar sastra dan pakar linguistik yang lulus dari berbagai perguruan tinggi terkemuka.
Editor : Ahmad Antoni
Artikel Terkait