Diungkapkannya, ide robot terinspirasi dari pengalaman Ubaidillah yang merupakan ketua tim peneliti. Ubaidillah pernah kesulitan mengantarkan barang bagi kerabatnya yang menjalani perawatan sebagai pasien Covid-19 di rumah sakit (RS).
Dibutuhkan waktu tiga jam untuk mengantar barang dari lobi RS hingga kamar pasien karena harus melewati beberapa perawat. Tim UNS sebelumnya telah memiliki pengalaman merancang robot pengangkut barang atau automatic guided vehicle (AGV) untuk perusahaan swasta.
Selanjutnya, Ubaidillah dan tim mengambil konsep sama tapi dengan fitur yang sedikit berbeda. Saat disinggung perihal robot serupa yang lebih dulu dirancang, seperti Raisa ITS-Unair, Hari menyebut bahwa Roba hampir sama dan dapat disebut sebagai pengembangan robot pendahulunya.
Namun Roba memiliki keunggulan lain dan lebih multifungsi. Pertama, Roba mampu mengantar obat dan makanan bagi pasien dengan muatan 100 kilogram. Kedua, Roba menggunakan baterai yang besar sehingga memiliki supply.
Editor : Ary Wahyu Wibowo
Artikel Terkait