“Tujuannya mendampingi anak-anak dengan kreativitas bahwa anak-anak punya talenta yang diberikan oleh Tuhan melalui project-project. Anak-anak ketika menentukan itu memilih sendiri, jadi guru-guru menentukan jenis-jenisnya lalu mereka menentukan sendiri, untuk TK dan SD,” ujar Krista.
“Sedangkan SMP, anak-anak memilih sendiri project-projectnya karena SMP sudah bisa, juga SMA. Tapi SD sudah disajikan beberapa jenisnya tentunya dengan materi pembelajaran, sehingga kita mewujudkan project berbasis Pancasila,” ujarnya.
Menurutnya, Yayasan Penyelenggara Illahi Indonesia ini sejak 2014 punya program memberi kesempatan pada anak khususnya bakat dan minat, ditampilkan KD dengan nama yang berbeda-beda.
“Prinsipnya memberi ruang pada anak untuk tumbuh sesuai dengan bakat dan minat lalu ditampilkan bahwa ini hasil dari mereka, bentuk pertanggungjawaban sekolah kepada orang tua dan masyarakat inilah hasil mereka,” ujarnya.
Sementara perwakilan wali murid, Paulus Pangka mengatakan KD Pro merupakan langkah positif yang baik yang patut untuk diapresiasi. “Kalau kita lihat Indonesia jarang sekali atau lemahnya kita di riset. Karena sampai di Perguruan Tinggi tidak ada yang mengukuhnya sebagai Perguruan Tinggi riset, sangat penting untuk negara maju,” ujar Paulus.
“Maka apa yang dilakukan TK SD SMP lewat KD Project ini anak-anak diajari untuk melakukan riset, misalnya riset mengelola talas menjadi makanan selai beras, mereka membahas kualitas talas dan panen lebih cepat ini justru diajarkan di TK hingga SMA, ini sebenarnya materi S2 yang diajarkan di kampus tapi Kebon Dalem sudah diajarkan,” ujarnya.
Editor : Ahmad Antoni
riset SD kebon dalem Paulus Pangka cinta bumi kreatif inovatif kampus mahasiswa pentas seni permainan tradisional
Artikel Terkait