Ditanya lebih lanjut tentang kesan mengarungi ASEAN Para Games 2022 di Kota Solo, Ali menjawab dengan antusias karena mendapat perlakuan yang baik di sepanjang penyelenggaraan. Bahkan apabila bus jemputannya datang, dia mengaku ingin jalan-jalan melihat Solo bersama rombongan tim paratenis meja Timor Leste.
"Penyelenggaraannya bagus dan seru sekali. Orang-orang di sini ramah dan kita mau jalan-jalan keliling Solo setelah ini," kata Ali.
Kontingen Timor Leste menutup ASEAN Para Games 2022 dengan 12 koleksi medali yang terdiri atas 5 emas, 2 perak, dan 5 perunggu. Jumlah tersebut berjarak jauh dengan Indonesia yang berada di pucuk klasemen akhir perolehan medali dengan 176 emas, 141 perak, dan 110 perunggu.
Sementara itu, Sabar yang tinggal di kampung sekitaran Techno Park mengaku ASEAN Para Games 2022 menjadi berkah tersendiri bagi dirinya yang tidak memiliki pekerjaan tetap. Sebab, kardus bekas makanan atau botol minuman yang dia kumpulkan bisa dihargai hingga Rp300.000 per karung.
"Daripada menganggur, mending mengumpulkan barang bekas. Saya tidak menghitung sudah berapa banyak yang diambil, tapi nanti dikumpulkan dalam karung besar dan diambil sama yang mau beli. Dalam tiga hari ini, saya sudah dapat Rp300.000 dan itu baru satu karung," kata Sabar.
"Kalau saya, hanya mengambil dus dari tempat sampah yang di depan gedung ini saja. Sebab, barang bekas dari tempat sampah di belakang (gedung) sudah ada orang lain yang mengambilnya. Tapi enggak apa-apa, hitung-hitung bagi rejeki," ucapnya.
ASEAN Paragames 2022 tidak selalu tentang menang-kalah atau keseruan laga para atlet penyandang disabilitas. Event ini juga menjadi motor penggerak percepatan pemulihan ekonomi di kala pandemi bagi daerah Solo Raya. Melalui ASEAN Para Games, Indonesia bisa menunjukkan wajah inklusif masyarakat yang menghargai nilai-nilai kesetaraan dan sportivitas dalam keseharian.
Editor : Ary Wahyu Wibowo
Artikel Terkait