“Saya ngamen, baru saja ya semenjak ada Corona. Saya dipanggil di rumah-rumah. Dulu pernah pentas di Pati, Semarang, Ngawi, Bojonegoro. Saya juga pernah rekaman, di Pak Manteb (Dalang Manteb Sudarsono),” kata Lasmi.
Dia mengatakan, dari pentas tersebut menghasilkan Rp300.000 dalam sehari. “Ya hasilnya saya bagi berdua,” katanya.
Beberapa kelompok seniman di Grobogan yang prihatin melihat kondisi ledek dan penari Tayub legendaris berusaha membantu untuk mengangkat karir Lasmi kembali.
Ketua Forum Komunikasi Pegiat Seni (Forkapi) Grobogan, Hardono mengatakan bahwa ledek Lasmi adalah tokoh seniman yang membesarkan dan memperkenalkan kesenian khas Grobogan ke kancah dunia.
“Saya berharap agar pemerintah ikut peduli dan memperhatikan tokoh seniman legendaris yang telah mengharumkan nama Grobogan, bahkan Indonesia pada umumnya yang kini dalam kondisi sangat terpuruk,” kata Hardono.
Dia mengatakan, seluruh seniman di Grobogan melarang sang ledek dan penari tayub legendaris ini untuk mengamen kembali. “Saya akan libatkan para seniman dalam setiap pentas sehingga roda perekonomian dan popularitas sang legendaris bisa bangkit kembali,” katanya.
Editor : Ahmad Antoni
Artikel Terkait