Kisah Nabi harun diabadikan dalam Alquran. (Foto: istimewa)

Yakni bertujuan hendak melenyapkan kerajaan mereka yang menjadi tempat hidup mereka. Firaun dan orang-orang terdekatnya menolak, tidak mau memberikan kepada Musa sesuatu pun yang dimintanya. Bahkan mereka berkata kepada Firaun, "Kumpulkanlah semua ahli sihir yang banyak didapat di negerimu untuk menghadapi dua orang ini, sampai sihirmu menang atas sihir keduanya."

Maka Musa dan para ahli sihir itu mengadakan suatu janji pertemuan pada hari raya, dan hendak­nya pertandingan mereka disaksikan oleh semua orang di waktu duha.

Ibnu Abbas mengatakan kepadanya bahwa yang dimaksud dengan hari raya itu adalah hari Asyura; pada hari itu Allah Swt memenangkan Musa atas Firaun dan para ahli sihirnya.

Setelah mereka bertemu di suatu lapangan yang luas, maka orang-orang yang menyaksikan sebagian dari mereka mengatakan kepada sebagian yang lain, "Marilah kita berangkat untuk menyaksikan pertandingan ini."semoga kita mengikuti ahli-ahli sihir jika mereka adalah orang-orang yang menang. (Asy-Syuara: 40)

Selama berada di pengasingan di Padang Tih, Nabi Harun yang dipercaya Musa untuk memimpin kaumnya selama dirinya menemui Allah di Gunung Sinai sempat terjadi perselisihan antara keduanya.

Harun sebelum itu telah berkhotbah kepada mereka seraya mengatakan, "Sesungguhnya kalian telah diselamatkan dari negeri Mesir, sedangkan di tangan kalian masih ada barang pinjaman dan barang titipan milik kaum Firaun. Begitu pula sebaliknya, milik kalian masih ada yang tertinggal di tangan mereka. Menurutku, sebaiknya kalian merelakan barang kalian yang ada pada mereka. Tetapi aku tidak menghalalkan kepada kalian barang titipan atau barang pinjaman mereka yang ada di tangan kalian. Kita juga tidak akan mengembalikannya kepada mereka barang sedikit pun serta tidak pula memilikinya buat diri kita sendiri."

Lalu Harun membuat suatu galian dan memerintahkan kepada setiap orang yang mempunyai barang atau perhiasan titipan atau pinjaman dari kaumnya Firaun untuk melemparkannya ke dalam galian itu. Lalu semua barang itu dibakar dengan api dalam galian tersebut. Harun berkata, "Biarkanlah barang-barang ini tidak menjadi milik kita dan tidak pula milik mereka."

Saat itu Samiri yang berasal dari kaum penyembah sapi yang hidup bertetangga dengan kaum Bani Israil —tetapi ia bukan berasal dari kaum Bani Israil— ikut bersama mereka. Samiri yang menggabungkan diri bersama Musa dan Bani Israil saat mereka berangkat, telah ditakdirkan baginya dapat melihat suatu jejak. Lalu ia memungut segenggam tanah dari bekas jejak itu dan membawanya pergi.


Editor : Kastolani Marzuki

Halaman Selanjutnya
Halaman :
1 2 3
BERITA POPULER
+
News Update
Kanal
Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik Lebih Lanjut
MNC Portal
Live TV
MNC Network