Pangeran Diponegoro (Foto: dok Sindonews).

Hal ini pula yang menjadikan kemudian Pangeran Diponegoro mempercepat penolakannya untuk terus melakukan tugas - tugasnya dengan baik sebagai wali, dan bermuara pada putusnya hubungan antara Pangeran Diponegoro dengan Keraton Yogyakarta. Dengan demikian, sultan keempat Yogya telah melakukan sebuah tindakan yang mengakibatkan terjadinya bencana di masa depan. 

Hingga sang sultan wafat pada 6 Desember 1822 sekitar pukul 15.30 WIB, sekembalinya ia di Keraton Yogyakarta, setelah melakukan perjalanan pulang dari salah satu tempat peristirahatannya. Caranya meninggal adik Pangeran Diponegoro ini juga konon dinilai tidak wajar.

Tubuhnya mendadak membengkak, suatu petunjuk, menurut dugaan beberapa orang di masa itu, bahwa ia diracun. Tetapi isu itu tidak bisa dikonfirmasi kebenarannya atas dugaan itu.

Tubuhnya Sultan Hamengku Buwono IV di akhir hayatnya tubuhnya kian gemuk, kegemarannya makan makanan berbumbu, serta sikapnya yang selalu memaksakan diri naik ke sadel kuda, telah memberinya serangan jantung pada usia masih sangat muda, yakni 18 tahun. 

Gaya hidupnya yang mempertontonkan hasrat hati karena pengaruh residen Belanda Nahuys Van Burgst dan asistennya R.C.N d'Abo membawanya kian cepat menghadap ke Sang Kuasa. Sultan Hamengku Buwono IV adalah raja pertama yang menjadi gaya hidup kebarat-baratan yang melanda keraton - keraton Jawa selatan - tengah pasca 1816.

Hal ini yang menjadikan pula Pangeran Diponegoro begitu kurang menghargai dan memutuskan hubungan dengan keraton di bawah kepemimpinan Sultan Hamengku Buwono IV.


Editor : Nur Ichsan Yuniarto

Sebelumnya
Halaman :
1 2

BERITA POPULER
+
News Update
Kanal
Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik Lebih Lanjut
MNC Portal
Live TV
MNC Network