Usaha yang telah digeluti sejak masih menyandang status mahasiswa itu ternyata banyak diminati konsumen.
Pelanggan berdatangan dari berbagai kalangan. Tidak hanya masyarakat umum, kalangan pendidikan seperti kampus dan sekolah juga menjadi pelanggan loyal.
"Cuma pada masa pandemi ini kita ubah sistem pemasaranya. Kalau dulu kita banyak ke kampus-kampus sekarang ya beda pemasarannya. Apalagi kampus kan belum boleh masuk karena pandemi," katanya.
Tak ayal, pandemi Covid-19 sejak tahun lalu menjadi pukulan telak. Omzetnya turun drastis. Meski demikian, dia tetap mempertahankan empat karyawan yang bekerja di sebuah toko berlokasi kawasan Banyumanik Semarang.
"Sekarang turun drastis omzetnya mungkin kalau sepi ya sekira Rp5 juta per bulan, tapi kalau dulu itu bisa sampai Rp10 juta per bulan," katanya.
Editor : Ahmad Antoni
Artikel Terkait