SOLO, iNews.id – Raja SISKS Pakubuwono (PB XIII) Keraton Kasunanan Surakarta (Keraton Solo) menggelar tingalan dalem jumenengan atau upacara naik tahta Raja Solo, Kamis (12/4/2018).
Acara yang diperingati tiap 25 Rajab Tahun Jawa itu digelar di Sasana Sewaka. Peringatan kenaikan tahta Raja Solo ini merupakan kali kedua PB XIII menempati singgasana setelah beberapa tahun sebelumnya raja menggelar tingalan jumenengan di kediamannya, Sasana Putra karena adanya konflik internal.
Dalam tingalan jumenengan kali ini, sejumlah tamu penting tampak hadir di antaranya Menko Polhukam Wiranto, anggota Dewan Pertimbangan Presiden (Watimpres) Subagyo HS, dan Ibunda Presiden Jokowi, Sujiatmi Notomiharjo. Selain itu, Pangdam IV/Diponegoro Mayjen TNI Wuryanto dan Kapolda Jateng Irjen Pol Condro Kirono, serta para raja-raja Nusantara, dan raja dari Malaysia.
Jumenengan dimulai kemunculan raja yang kemudian duduk di kursi singgasana. Setelah itu, datang rombongan prajurit Keraton yang membuka jalan untuk masuknya para abdi dalem atau keluarga kerabat Keraton yang hendak masuk ruang Pisowanan (ruang upacara) diikuti para abdi dalem dan kerabat Keraton mulai memasuki ruangan dengan jalan ndodok atau bersimpuh.
Selanjutnya, rombongan sembilan perempuan yang menarikan tarian sakral Bedhaya Ketawang. Suasana khidmat pun terasa dalam pelaksanaan prosesi ini.
Tari Jawa klasik ini hanya boleh ditampikan dalam acara peringatan naik tahta raja atau jumenengan, tidak boleh untuk acara lain. Tari Bedhaya Ketawang juga mengandung makna suci dan sakral yang hanya ditarikan oleh sembilan gadis remaja yang belum menikah atau masih perawan.
Kurang lebih dua jam, ritual tingalan dalem pun berakhir. Meskipun terkesan sederhana, perayaan naik tahta Raja Solo kali ini terasa damai sebab konflik intern di dalam Keraton diyakini para kerabat telah selesai.
Menko Polhukam, Wiranto mengaku senang dan bangga bisa menyaksikan prosesi tersebut hingga selesai. Dia juga menyakini konflik keraton telah selesai dan mengajak masyarakat untuk ikut melestarikan budaya Nusantara. “Senang sekali bias ikut menyaksikan langsung upacara kenaikan Raja Solo. Suasananya khidmat dan semuanya berjalan lancer,” katanya.
Wiranto berharap tidak ada lagi konflik yang terjadi di dalam tubuh Keraton Solo. Seperti diketahui, Raja Solo sempat berkonflik dengan adik-adiknya hingga tidak dapat melaksanakan tingalan jumenengan selama beberapa tahun.
Akibat konflik tersebut, Pemprov Jateng menghentikan dana hibah operasional Keraton Solo. Pada masa kepemimpinan Bibit Waluyo, upaya rekonsiliasi sudah dilakukan namun tetap menemui jalan buntu.
Editor : Kastolani Marzuki
Artikel Terkait