Gus Luqman Hakim (Gus E) memberikan kenang-kenangan kepada Ketua Harian Nasional DPP Partai Perindo Dr TGB Muhammad Zainul Majdi, Lc., M.A di Ponpes Salafiyah Az Zuhri, Kota Semarang, Sabtu (8/4/2023). Foto: MNC Portal/Eka Setiawan.

SEMARANG, iNews.id – Ketua Harian Nasional DPP Partai Perindo Dr TGB. Muhammad Zainul Majdi, Lc., M.A disambut hangat di Pondok Pesantren Salafiyah Az Zuhri, Kelurahan Sendangmulyo, Kecamatan Tembalang, Kota Semarang, Sabtu (8/4/2023). TGB Zainul Majdi didampingi Ketua DPW Partai Perindo Jateng Mayjen TNI (Purn) Wuryanto dan Wakil Ketua DPP Partai Perindo Heri Budianto.

“Tuan Guru Bajang Zainul Majdi, menyandang nama Bajang ini artinya awet nom (awet muda), bahasa Lombok. Tadi sempat ngobrol, TGB ini adek leting Kang Awal (mendiang K.H. Abah Syekh Muhammad Saeful Anwar Zuhri), Kang Awal 62, TGB ini usia baru 50-an, ini artinya awet nom,” kata Gus Luqman Hakim (Gus E), pengasuh Ponpes Salafiyah Az Zuhri. 

Gus E juga memuji penampilan dan postur TGB. Sedikit bercanda, Gus E menyebutkan biasanya lulusan Kairo, badan dan perutnya gede-gede. Sedangkan TGB perutnya saja tidak ada. 

Gus E bercerita, dirinya adalah generasi kedua meneruskan Abah Syekh. Ponpes Az Zuhri berbeda dengan pondok lainnya. 

Jika pondok lain, sebut Gus E, rata-rata cari ijazah. Namun di Az Zuhri menanamkan apa yang disampaikan Nabi Muhammad SAW yakni menuntut ilmu dari kecil sampai akhir napas.  

“Di sini utamanya akhlakul karimah, ilmu itu nanti yang utama akhlak. Jadi lebih ke pengejawantahan kehidupan sehari-hari. Tidak hanya pintar berdalil, tapi pengamalannya,” ucapnya.

Gus E mengatakan, di ponpes yang dipimpinnya mengutamakan kesetaraan. Sebab itu, semuanya duduk bersama tidak ada pembedaan.

“Entah itu pejabat, penjahat, penjahit, itu duduk bersama, tidak ada perbedaan apapun. Jihad bukan membawa bom, jihad itu bagaimana kita ini, kaum-kaum Islam ini mendapatkan ilmu bukan untuk cari surga, akan tetapi ilmu agama untuk bekal hidup di dunia ini, barzah dan akhirat nanti,” ucapnya.   

Kesetaraaan yang jadi tradisi di Ponpes Salafiyah Az Zuhri, salah satunya dari sapaannya. Kalau yang laki-laki dipanggil Kang dan yang putri Mbakyu.

“Biar tidak ada perbedaan, tidak menancapkan gila hormat,” katanya.  

Pada kegiatan itu, TGB Zainul Majdi datang saat waktu Magrib. Langsung persilakan untuk masuk dan mengawali berbuka puasa dengan kurma kemudian nasi kebuli. Setelah itu semuanya Salat Magrib diimami oleh Dr Awaluddin Pimay, Lc.,M.A. 


Editor : Ary Wahyu Wibowo

BERITA POPULER
+
News Update
Kanal
Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik Lebih Lanjut
MNC Portal
Live TV
MNC Network