SEMARANG, iNews.id - Masker menjadi barang langka di tengah merebaknya virus korona atau COVID-19. Orang pun berburu masker untuk mencegah penularan virus yang pertama muncul di Wuhan China tersebut.
"Saat ini masker langka. Bila adapun harganya mahal. Rakyat tidak mampu. Apalagi masker yang dikenalkan adalah sekali pakai," kata dosen sekaligus peneliti Universitas Diponegoro (Undip), Minggu (22/3/2020).
Rencana pemerintah untuk membagikan 12 juta masker pun dinilai tidak mampu mencukupi kebutuhan masyarakat.
"Hari ini pemerintah baru mau akan bagi 12 juta masker pun, tidak akan penuhi kebutuhan kita. Pasien dan tenaga kesehatan akan didahulukan," ucapnya.
Menurutnya, perlu solusi yang tepat bagi masyarakat untuk mendapatkan masker. Untuk itu diciptakan masker BC19 yang dibuat dari kain dua lapis dan di dalamnya bisa disisipkan kertas tisu.
"Kertas tisu harus dilapiskan di tengahnya. Menutup baik hidung dan mulut. Ukuran besar 20 x 10 sentimeter. Bagi anak bisa disesuaikan," ujarnya.
Dia menyampaikan banyak keunggulan dari masker yang baru diciptakan tersebut. Di antaranya, proses pembuatan mudah, harga murah yakni sekira Rp2.500, bisa dipakai ulang, dan ramah lingkungan karena minim limbah.
"Bila sudah dipakai atau basah, tisu dilepas ganti baru. Bila sudah dipakai direndam dan dicuci dengan sabun. Selamat membuat dan semoga kita terlindung dari sakit karena virus korona," ucapnya.
Saat ini masker ciptaannya memasuki masa uji spray (simulasi batuk) dan uji tiup. Hal ini dilakukan untuk memastikan kuantitas masker sesuai SNI.
Editor : Nani Suherni
Artikel Terkait