GROBOGAN, iNews.id – Makanan Gethuk Blondo Mbah Yar di Kabupaten Grobogan memiliki cita rasa yang berbeda dengan gethuk dari daerah lain. Cara menyantapnya juga unik karena dicampur atau dicolokkan ke dalam blondo.
Gethuk blondo buatan Mbah Tamso dan Yarmini, asal Desa Tuko, Kecamatan Pulokulon, Kabupaten Grobogan banyak diminati pembeli. Mereka datang lebih awal untuk memesan dalam jumlah banyak agar tidak kehabisan stok.
Di sebuah warung kecil berukuran 2X3 meter persegi, pasangan lansia ini mempersiapkan semua pesanan pelanggan. Selain dibawa pulang, sejumlah pembeli juga ingin menikmati gethuk blondo yang hangat di warung.
Cara menyantap gethuk blondo berbeda dengan cara memakan gethuk pada umumnya, yakni dengan mencampurkan gethuk dengan blondo atau bumbu campuran penambah rasa.
“Bumbu ini terbuat dari santan kelapa yang dimasak, kemudian dicampur gula pasir, sehingga memberikan cita rasa gurih dan manis,” kata pembuat gethuk blondo, Mbah Yarmini, Rabu (2/10/2022).
Gethuk blondo buatan Mbah Tamso dan Mbah Yarmini sudah terkenal sejak 20 tahun lalu, dan hingga kini jumlah pembeli semakin bertambah.
Sedangkan ide pembuatan bumbu blondo, muncul ketika gethuk yang dijual tidak terlalu laku karena rasanya kurang menarik. Dengan ditambah bumbu blondo, para pembeli semakin terpikat dan jumlah pesanan semakin bertambah.
Sebelum berjualan gethuk blondo, Mbah Yarmini berjualan kopi di sebuah pos ronda dengan penghasilan yang tidak cukup untuk memenuhi kebutuhan keluarga. Setelah mendapatkan modal pinjaman dari teman, Mbah Yarmini beralih usaha dengan membuat gethuk.
Agar lebih unik dan menarik pembeli, ia bersama suaminya kemudian membuat bumbu penambah rasa dari sari kelapa. Rasanya yang gurih dan manis, membuat gethuk buatannya laris.
Ditambah dengan campuran tiwul, rasa gethuk blondo semakin nikmat. Para pelanggan kemudian menyebutnya dengan sebutan Gethuk Blondo Mbah Yar.
Anak Mbah Tamso dan Mbah Yarmini, Suwarsih mengaku sudah membantu kedua orang tuanya berjualan g sejak kecil. Bahan yang dibutuhkan untuk membuat gethuk blondo sangat mudah didapat, yakni ketela, kelapa dan gula pasir.
Dalam sehari Mbah Yarmini bisa menghabiskan 30 kilogram ketela. Gethuk blondo buatannya habis dalam beberapa jam karena sudah banyak pesanan sebelumnya.
“Saat hari-hari besar, jumlah pesanan gethuk blondo bisa meningkat pesat dan menghabiskan ketela lebih dari 50 kilogram,” kata Suwarsih.
Proses pembuatan gethuk blondo bisa menghabiskan waktu lebih dari setengah hari, terutama proses pembuatan blondo, sehingga saat dijajakan pada sore hari gethuk blondo masih dalam kondisi hangat. Untuk menambah cita rasa pada gehtuk blondo, Mbah Yarmini selalu menggunakan daun pisang untuk membungkusnya.
Keuntungan penjualan gethuk blondo dalam sehari bisa mencapai Rp1 juta. Jika pesanan banyak, keuntungan bisa mencapai Rp1,5 juta. Jumlah tenaga yang membantu Mbah Yarmini kini mencapai lima orang.
Salah satu pelanggan, Sunarto mengaku sering datang untuk mencicipi 1-2 bungkus gethuk blondo. Harganya juga murah, yakni Rp5.000 untuk satu bungkus gethuk blondo.
Editor : Ary Wahyu Wibowo
Artikel Terkait