Pengelola warung makan Gudeg Koyor Miroso Hajah Sukini, Sulistiyani saat menyajikan menu gudeg koyor yang dipesan pelanggan. Foto/IST

"Biasanya, sebelum memasan pelanggan dari luar kota menanyakan dulu sambal goreng koyornya masih atau sudah habis. Kalau masih ada mereka baru memasan makanan. Jika habis mereka sering tidak jadi makan di sini. Jadi mereka terkesan dengan gudeg sambal goreng koyor," ujarnya

Setiap hari, warung makan Nasi Gudeg Koyor Miroso Hajah Sukini rata-rata memasak koyor sebanyak 30 kilogram. Sedangkan ayam kampung sebanyak 25 ekor. Biasanya, sambal goreng koyor siang hari sudah habis. "Alhamdulillah saban hari semua masakan habis terjual," ucapnya.

Gudeg koyor Hajah Sukini cita rasanya bisa terjaga dan laris ternyata ada rahasia dalam memasaknya. Setelah gudeg dan sayur lain seperti opor dan sambal goreng matang, tidak langsung disajikan. Masakan tersebut disimpan selama satu hari baru dijual. 

Namun selama disimpan, masakan sering dipanasi agar bumbunya benar-benar meresap ke gudeg, daging, telor. "Jika langsung disajikan rasanya kurang nendang. Harus disimpan sehari agar bumbunya merasuk ke bahan, baik itu gudeg, daging ayam, tahu maupun koyornya," katanya.

Sementara itu, salah seorang pelanggan Puji Rahayu asal Desa Suruh, Kabupaten Semarang ini mengaku sering jajan di warung gudeg Hajah Sukini. 

Menurut mahasiswi sebuah perguruan tinggi negeri di Salatiga ini, dirinya sering makan di warung makan tersebut lantaran suka gudeg dan masakannya enak.

"Gudegnya enak dan harganya murah. Apalagi gudeg koyornya, rasanya lezat dan menggugah selera makan," ujarnya.


Editor : Ahmad Antoni

Sebelumnya
Halaman :
1 2

BERITA POPULER
+
News Update
Kanal
Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik Lebih Lanjut
MNC Portal
Live TV
MNC Network