PEKALONGAN, iNews.id – Bencana banjir yang melanda Pekalongan makin meluas. Lokasi pengungsian di SDN Mulyorejo, Kecamatan Tirto kini turut terendam air.
Saat kebanjiran, ratusan pengungsi semula bertahan dengan menggunakan meja belajar sekolah untuk alas tidur. Namun air bertambah tinggi yang membuat keselamatan mereka terancam dan rawan sakit. Sehingga tim gabungan TNI, Polri, BPBD, dan relawan Pekalongan kemudian mengevakuasi mereka.
Puluhan bayi, manula dan ibu-ibu dipindahkan ke lokasi pengungsian lain yang lebih aman. Saat evakuasi, bayi dan manula harus digendong menuju perahu karet karena akses yang sulit. Mereka juga harus dipayungi karena tengah hujan. Para pengungsi selanjutnya dibawa ke gudang pabrik rokok di Jalan Raya Tirto Pekalongan.
Kapolsek Pekalongan Barat, Kompol Willer Napitupulu mengatakan, pihaknya harus bergerak cepat menyelamatkan korban banjir karena air semakin tinggi. “Mereka yang ada di pengungsian ternyata masih kebanjiran. Sehingga dipindahkan agar lebih aman, utamanya balita, anak-anak dan manula,” kata Willer Napitupulu, Selasa (9/2/2021).
Salah satu korban banjir, Sobirin mengaku kesulitan karena semua harta benda terendam air. “Saat di pengungsian juga kesulitan pakaian, obat-obatan, susu bayi, dan makanan tambahan untuk balita,” kata Sobirin. Sementara itu, total jumlah pengungsi di Kota Pekalongan maupun Kabupaten Pekalongan mencapai sekitar 5.000 orang.
Untuk Kota Pekalongan terdapat sekitar 3.000 pengungsi. Mereka menempati Stadion Kraton, aula Kecamatan Pekalongan Barat, Masjid Al Karomah, SMKN 3, aula Kelurahan Degayu dan beberapa tempat lainnya. Sedangkan di Kabupaten Pekalongan terdapat sekitar 2.000 pengungsi.
Mereka antara lain menempati masjid Dupantex, SD Muhamadiyah Bener, aula Kecamatan Wiradesa dan rumah warga yang tidak kebanjiran. Banjir belum menunjukkan tanda-tanda surut. Bahkan di sejumlah lokasi ketinggiannya masih sekitar 1-1,5 meter.
Editor : Ary Wahyu Wibowo
Artikel Terkait