Selain itu, Wachid mengungkapkan, dampak kemacetan tersebut juga berpengaruh terhadap kualitas barang yang diangkut. "Ditambah lagi kiriman barang tidam bisa tepat waktu. Bisa menimbulkan kerugian barang tidak segar atau busuk," jelasnya.
Bahkan berdasarkan pengalaman sehari-harinya, Wachid mengatakan, kemacetan yang terjadi dengan adanya pembangunan jembatan Wonokerto bisa menghambat waktu hingga berjam-jam.
"Saya sering melewati jalan tersebut dari Jepara ke Semarang atau sebaliknya, merasakan tidak nyaman dengan macet berjam-jam. Saya amati pekerjaan jembatan Wonokerto Demak ini terkesan lambat sekali," keluh Wachid.
Semestinya, Wachid menyarankan agar tim pengawasan dari Kementerian PUPR seharusnya sering cek atau sidak lokasi proyek yang terkesan lambat ini.
"Mestinya jenis pekerjaan proyek di jalur utara baik jalan maupun jembatan dikerjakan 24 jam penuh dengan 3 shift pekerjaan. Biar cepat selesai. Atau jalur tol Demak-Sayung yang pekerjaannya sudah 90 persen, bisa di buat mengatasi kemacetan dengan mengalihkan mobil kecil bisa lewat jalur tol adapun bus dan truk tetap lewat jalur pantura," harapnya.
Wachid juga mendorong agar kolega-koleganya di DPR yang merupakan mitra kerja Kementerian PUPR melakukan pengawasan dengan turun langsung ke lapangan guna memastikan proyek tersebut berjalan lancar dan tidak merugikan masyarakat pengguna jalur pantura.
"Saya minta teman-teman DPR Komisi 5 segera turun lakukan sidak ke proyek pembangunan jembatan Wonokerto-Demak. Apakah pekerjaannya sudah sesuai progres apa tidak. Saya berharap dibuka sementara Jalur Tol Demak sayung untuk Mobil Pribadi atau mobil kecil," ujar anggota Komisi VIII DPR ini.
Editor : Ahmad Antoni
partai gerindra fraksi gerindra fraksi gerindra dpr abdul wachid jembatan jalur pantura kemacetan arus lalu lintas jawa tengah kementerian pupr
Artikel Terkait