SEMARANG, iNews.id – Distribusi vaksin untuk menanggulangi pandemi Covid-19 telah memasuki wilayah Jawa Tengah. Selanjutnya, 62.560 dosis vaksin jenis Sinovac itu akan dikirim ke daerah-daerah hingga Puskesmas dan masyarakat penerima.
Namun, bukan perkara mudah untuk mendistribusikan vaksin karena mesti melalui tahapan dan aturan ketat. Rantai dingin atau cold chain menjadi sistem alur yang menjamin kualitas vaksin tidak rusak. Untuk itu diperlukan lemari es dan freezer untuk menyimpan vaksin, serta dan termos (vaksin carrier) untuk membawa vaksin ke tempat pelayanan.
“Sistem distribusinya dan secara aturan memang ini tidak gampang mengelolanya, harus betul-betul prudent, hati-hati betul. Istilahnya harus ada rantai dingin, cold chain,” kata kata Gubernur Jawa Tengah, Ganjar Pranowo saat mengecek vaksin Sinovac di gudang Dinas Kesehatan Pemprov Jateng di Kawasan Industri Tambakaji Semarang,Senin (4/1/2021).
“Itu (tempat penyimpan selama distribusi) harus dingin dari produksi, distribusi, nanti sampai kabupaten/kota. Di Puskesmas mungkin tempatnya agak lebih kecil, sampai ke orangnya nanti perlu termos kecil dan itu tidak boleh putus, agar vasinnya tidak rusak,” katanya.
Dilansir dari Wikipedia, rantai dingin adalah rantai pasokan yang dikontrol suhu. Rantai dingin yang tidak terputus mulai dari rangkaian aktivitas produksi, penyimpanan dan distribusi, bersama dengan peralatan serta logistik terkait. Untuk vaksin Sinovac, suhu yang disarankan adalah 2-8 derajat Celsius.
“Jadwalnya 14 Januari (awal vaksinasi). Kalau ini saya udah siapkan jadi yang tahap pertama kita untuk tenaga kesehatan dan penunjang di seluruh faskes. Untuk tahap kedua untuk pelayanan publik ada TNI/Polri, Satpol PP, petugas bandara, pelabuhan, kereta api, guru, tokoh agama, tokoh masyarakat,” kata Ganjar.
“Tahap ketiga untuk masyarakat rentan, kemudian yang terakhir nanti untuk masyarakat dan pelaku ekonomi,” ujarnya.
Editor : Ahmad Antoni
Artikel Terkait