Kopi Belanda yang tubuh di Kecamatan Lebakbarang, Kabupaten Pekalongan. Foto: iNews TV/Suryono Sukarno.

PEKALONGAN – Kabupaten Pekalongan dikenal tak hanya sebagai penghasil batik, namun juga sebagai daerah penghasil kopi robusta. Kopi yang dihasilkan merupakan warisan nenek moyang sejak zaman penjajahan

Kopi yang dihasilkan dikenal dengan nama Kopi Belanda. Salah satu ciri Kopi Belanda adalah tinggi pohonnya bisa mencapai 3 meter dengan biji kecil. 

Salah satu warga yang melakukan budi daya Kopi Belanda adalah Riski Ridholah, pemuda asal Desa Mendolo, Kecamatan Lebakbarang, Kabupaten Pekalongan. 

Usai memetik, Ridholah melakukan sortir kopi di rumah yang selanjutnya dijemur hingga kering. Kopi Belanda apabila sudah kering, kemudian langsung diroasting sesuai pesanan. 

“Kopi Belanda tumbuh subur di hampir seluruh wilayah di Kecamatan Lebakbarang,” kata Riski Ridholah, Senin (26/6/2023). 

Dari sejarahnya, zaman dahulu warga mengambil bibit kopi dari para penjajah yang mendirikan pabrik di sekitar desa. Kemudian bibit kopi ditanam di sembarang tempat yang keberadaannya hingga sekarang. 

Dirinya menjual kopi sesuai pesanan dari luar daerah, seperti Yogyakarta, Semarang dan Jakarta. Penjualannya dibantu Yayasan Swara Owa yang juga sebagai mentor pengolahan kopi. 

Untuk menikmati Kopi Belanda, Ridholah biasa menjualnya dengan harga Rp20.000 per 100 gram. Dia berharap ada campur tangan pemerintah agar pemasaran Kopi Belanda dapat lebih luas. 


Editor : Ary Wahyu Wibowo

BERITA POPULER
+
News Update
Kanal
Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik Lebih Lanjut
MNC Portal
Live TV
MNC Network