KARANGANYAR, iNews.id – DesaTlobo dan Jatisari, Kecamatan Jatiyoso, Kabupaten Karanganyar, kini menjadi kampung crazy rich. Hal itu karena dampak ganti untung pembebasan lahan untuk proyek pembangunan bendungan Jlatah di sisi barat lereng pegunungan Lawu selatan.
Warga di kedua desa tersebut mendapatkan ganti untung yang cukup besar, sehingga bisa memperbaiki perekonomiannya. Bahkan, beberapa di antara mereka juga bisa mereka juga bisa membeli tanah lagi untuk bercocok tanam agar tidak kehilangan mata pencaharian.
Selain itu, ada pula yang membangun rumah mewah lengkap dengan perabotan serta kendaraan mewah untuk keperluan sehari-hari. Mereka sadar, bahwa uang hasil pembebasan lahan harus dikelola dengan baik agar tidak habis begitu saja.
Perkampungan miliarder warga yang terkena penggusuran proyek bendungan Jlantah ini berada di jalan raya Jatiyoso ke Jatipuro. Sehingga, bila melintasi ruas jalan ini jangan terkejut melihat deretan rumah megah belantai dua.
Padahal, sebelum ada rumah mewah, ruas jalan ini dahulunya lahan kosong dan hutan. Mayoritas rumah yang berdiri, bergaya modern dan kendaraan yang dimiliknya itu pun mulus-mulus.
Kemunculan rumah-rumah mewah ini tergolong baru dan bisa dibilang serentak karena dibangun mulai tahun 2021.
Bahkan sampai saat ini masih ada dalam tahap pembangunan. Meski berada dalam satu ruas jalan, namun sebenarnya deretan rumah mewah ini berada di dua dusun. Yaitu dusun Winong, Desa Jatisawit, Jatiyoso dan Dusun Bondukuh, Desa Jatiroyo, Jatipuro.
Salah seorang warga penerima ganti untung proyek pembangunan waduk Jlantah Agus Supriyadi ini misalnya. Meski tidak menyebutkan berapa ganti untung yang di terimanya, namun dirinya bisa membeli tanah lagi.
Tak hanya membeli tanah di mana per meternya dia membeli dengan harga Rp600.000, namun dia pun bisa mendirikan rumah baru yang cukup mewah. Agus mengakui kalau dia menghabiskan uang hingga Rp1 miliar untuk mendirikan rumah dan membeli ukiran jati asli dari Jepara.
"Saya dulunya merantau berjualan bakso. Alhamdulillah sekarang saya bisa hijrah di kehidupan yang lebih baik. Dulu saya membeli tanah di sini itu per meternya masih murah. Yaitu Rp600.000, Tapi sekarang haranya sudah mahal, per meternya Rp1,1 juta. Tapi ini yang di pinggir jalan. Kalau yang di dalam itu harganya masih Rp300.000-400.000 per meternya," kata Agus seperti dilihat dari kanal YouTube Jejak Richard, Senin (4/7/2022)
Tak hanya dirinya saja yang bisa membangun rumah, Agus pun mampu membuatkan rumah buat anak-anaknya. Sejak mendapatkan ganti untung, anak-anak Agus melarang dirinya untuk kembali merantau dan berjualan bakso.
"Anak-anak melarang saya merantau lagi. Saya mau minta apa saja dipenuhi. Sekarang saya juga bertenak kambing," katanya.
Awalnya Pemerintah, ungkap Agus memberikan ganti untuk sebesar Rp100.000 per meter persegi. Setelah direvisi harga tanah berubah menjadi Rp200.000-Rp270.000 per meter persegi.
Begitu pula dengan warga lainnya bernama Mbok Sugik. Mbok Sugik dulunya tinggal di Ngeroto. Karena tempat tinggalnya terkena proyek, maka dirinya pindah dan membeli rumah baru. "Sekarang saya tinggal bersama anak-anak saya," ujarnya.
Editor : Ahmad Antoni
Kabupaten Karanganyar crazy rich Ganti untung rumah mewah pembebasan lahan pembangunan bendungan
Artikel Terkait