"Agar membuahkan hasil maka pengelolaan tanaman kurma harus lebih diperhatikan, mengingat pohon kurma umumnya hidup di daerah panas seperti di Timur Tengah,'' kata Kiai Darodji dalam siaran pers MAJT.
Sementara itu, Ketua Penanaman dan Perawatan Pohon Kurma, H Istajib AS menjelaskan di kawasan MAJT ada 150 pohon kurma, terdiri atas 135 jenis barhi dan 15 jenis ajwa. Kedua jenis kurma tersebut dikenal bisa tumbuh karena cocok untuk daerah tropis.
Dia mencontohkan pohon kurma barhi ternyata lebih cepat berbuah di luar prediksi. Hal tersebut diyakini karena doa-doa para kiai dan jemaah yang menunaikan shalat di MAJT.
''Alasan memilih barhi karena pohonnya besar dan daunnya rimbun. Sedangkan adanya pohon kurma ajwa merupakan saran dari para kiai, agar ada ajwa di sini yang dikenal sebagai kurma nabi,'' kata Wakil Sekretaris PP MAJT itu.
Menurutnya, bibit kurma itu dibeli di Sleman, D.I.Y. dengan harga satu bibit Rp300.000 untuk usia 1 tahun. Terkait perawatan, pihaknya mempekerjakan dua karyawan yang setiap hari memupuk dan merawatnya.
''Ternyata merawatnya tak sesulit yang dibayangkan. Saya belajar dari medsos untuk merawat kurma ini, mulai dari pemupukan dan penyiraman. Hama yang sering mengganggu adalah kwangwung,'' katanya.
Begitu panen, kata dia, masyarakat bisa membelinya. Kurma diyakini, jika dikonsumsi bisa membantu kesuburan wanita yang merindukan punya momongan.
Editor : Ahmad Antoni
masjid agung jawa tengah majt pohon kurma wisata religi wisata agro mahfud md menkopolhukam makkah kebun kurma rektor unwahas
Artikel Terkait