Menilik Bangunan Bekas Pabrik Rokok dan Sabun di Pemalang, Masih Berdiri Meski Berusia Ratusan Tahun
PEMALANG, iNews.id - Kabupaten Pemalang, Jawa Tengah, dari dulu menjadi jalur transportasi strategis perdagangan, hal ini bisa di buktikan dengan adanya beberapa pabrik gula. Beberapa di antaranya pabrik gula di Banjardawa, Comal, Petarukan dan Sumberharjo.
Beberapa tokoh masyarakat kota Pemalang juga terkenal banyak yang menggeluti dunia usaha dan perniagaan.
Salah satunya adalah almarhum Haji Iskak, seorang pengusaha pribumi yang pernah berjaya dengan memiliki perusahaan rokok dan pabrik sabun di Kelurahan Pelutan, Pemalang.
Dalam perjalanan usaha dan kehidupannya, Haji Iskak meninggalkan sebuah warisan bangunan berusia ratusan tahun. Rumah waris itu berada di jalan Beringin, Kelurahan Pelutan, Pemalang.
"Rumah ini dibangun sekitar tahun 1890-an, dan semua bangunan masih asli termasuk beberapa perabotan seperti lemari, meja kursi, lampu gantung, serta beberapa perabotan alat makan masih asli," kata cucu almarhum Haji Iskak, Nurdin Iskak (58) saat ditemui di kediamannya oleh tim MNC Portal pada Jum'at (11/11/2022).
Nurdin bercerita, pada tahun 1957 silam, rumah yang dia tempati dan warisan dari sang kakek pernah menjadi pabrik rokok dan sabun.
"Dulu sekitar tahun 1957 rumah ini, dijadikan sebagai produsen rokok dan sabun merk Salam, yang hasil produksinya dipasarkan ke kota-kota sekitar, seperti Kendal, Batang, Pekalongan, Tegal , Brebes dan Cirebon," katanya.
Dia menambahkan, bangunan yang bergaya semi Eropa tersebut merupakan rumah almarhum Ibunya.
"Ibu kami adalah putri dari Haji Iskak," katanya.
Menurutnya, pernah ada beberapa kolektor rumah kuno, mengunjungi kediamannya dan tertarik dengan keunikan dan kekokohan bangunan rumahnya, akan tetapi dirinya tidak berniat untuk menjualnya.
"Biar menjadi saksi perjalanan hidup keluarga kami mas, sampai anak cucu bahkan ke bawah keturunannya," kata Nurdin.
Bangunan dengan luas ribuan meter persegi itu dibangun tidak menggunakan semen, akan tetapi dengan serbuk dari pecahan batu bata merah yang dicampur dengan gamping (batu kapur).
Kuda-kuda dan palang balok serta usuk semuanya pada bagian atas bangunan rumah menggunakan kayu jati, kusen jendela dan pintu utama semuanya asli kayu jati yang berusia ratusan tahun lamanya.
"Semuanya masih asli mas, sengaja saya mengecat dinding rumah dengan warna putih sesuai ketika pertama kali rumah ini dibangun, dan cat pada jendela dan pintu pun warna asli coklat dipadu warna kuning," katanya.
Editor : Nur Ichsan Yuniarto
Artikel Terkait