Dona Tri Sukma, seorang pegawai Diskominfo Jawa Tengah menilai tatanan kehidupan zaman dulu dan sekarang berbeda. Jika dikaitkan dengan kondisi saat ini, Dona menolak keras poligami, karena baginya cinta hanya untuk satu orang.
“Kalau kita punya prinsip ya harus memegang teguh prinsip itu. Poligami, saya sangat menolak, nggak setuju. Ini juga berkat perjuangan beliau RA Kartini, sehingga kaum wanita bisa menyuarakan pendapat, sama halnya dengan kaum pria, “ kata Dona tersenyum.
Istri Gubernur Jateng Ganjar Pranowo, Siti Atikoh mengakui poligami memang diperbolehkan dari sisi agama, tetapi syaratnya harus mampu bersikap adil. Padahal adil tidaknya seseorang termasuk subyektif dan berkaitan erat dengan rasa.
Dia tidak bisa membayangkan kalau dipoligami. Siti menegaskan tidak akan mau. “Bukan hanya karena pengin, bukan karena finansial mampu. Tapi apakah syarat dasarnya adil bisa terpenuhi. Kalau di manajemen rumah tangga saya sendiri, ya saya nggak mau, “ katanya.
Selain masalah poligami, Atikoh lebih menekankan pada gagasan-gagasan RA. Kartini membawa kaum wanita tampil sederajat, dengan sikap kritis, pantang menyerah dan bisa memberikan manfaat untuk orang lain.
Editor : Ahmad Antoni
Artikel Terkait